KATADIA, MAKASSAR || Meski baru seminggu diserahi amanah sebagai Plt Kepala UPT SPF SD Negeri Baddoka, namun Kamelia Yusup, S.Pd, M.Pd, sudah punya sejumlah rencana program untuk memajukan sekolahnya.
Kepala sekolah keluaran seleksi calon kepala sekolah (CKS) yang diadakan oleh Pemkot Makassar dan Lembaga Penjamin Mutu Pendidikan (LPMP) itu, meyakini sekolah akan berkembang dengan baik jika orangtua peduli dan berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan sekolah.
“Itu bagus kalau orangtua dirangkul, diajak berpartisipasi dalam kegiatan sekolah. Karena tidak semua bisa dilaksanakan hanya dengan mengandalkan dana BOS,” jelas Bu Kamelia begitu sapaan akrabnya, kepada Rusdin Tompo, di ruang tamu sekolahnya, Selasa, 11 Januari 2022.
Kamelia ngobrol santai dengan Rusdin Tompo, yang dikenal sebagai pemerhati pendidikan di sekolahnya, yang berada di Jalan Andi Ramang Lorong 5 Nomor 3 Kelurahan Pai, Kecamatan Biringkanaya, Makassar. Penulis buku itu menyerahkan buku kumpulan puisi “2020: Resolusi dalam Puisi” yang merupakan karya bersama penulis, penyair, sastrawan dan penggiat literasi yang tergabung dalam Komunitas Puisi (KoPi) Makassar. Juga majalah seni budaya “MACCA” edisi Januari 2022.
Kamelia resmi bertugas sebagai kepala sekolah tanggal 3 Januari 2022. Saat pertama ke SD Negeri Baddoka, dia diantar oleh kepala sekolah dan teman-temannya dari SD Negeri Bulurokeng 1 dengan menumpangi 3 mobil. Dia berterima kasih kepada Kepala Sekolah SD Negeri Bulurokeng 1, Sari Bulan, S.Pd, M.Pd, yang selalu mendorongnya maju ikut seleksi kepala sekolah.
“Saya diantar tiga mobil, tinggal erang-erangnya mami yang tidak ada.” Kamelia mengenang keseruan rekan-rekan gurunya itu sebagai bentuk dukungan terhadapnya.
Ibu satu anak kelahiran Ujung Pandang, 21 Juni 1978 ini, mengaku selama seminggu ini, dia lebih banyak disibukkan dengan rapat-rapat, termasuk rapat Kelompok Kerja Kepala Sekolah (K3S). Selain itu, ada kegiatan monitoring evaluasi (monev), membersihakan kantin dan ruangan, setelah sekolah kembali beraktivitas pasca liburan.
Dia mengaku, masih butuh masukan dari guru-guru terkait apa yang perlu dilakukan bersama. Pada Kamis nanti (13/1) rencana dilakukan serah terima jabatan dengan kepala sekolah sebelumnya, H Baba, S.Pd, M.Pd. H Baba pensiun pada bulan Desember 2021.
Di SD Negeri Baddoka, terdapat 9 ruangan, dengan 3 rombel. Jumlah siswa 522, tapi ada sekira10 anak pindah ke daerah. Sekolah ini memberlakukan anak kelas rendah semuanya bersekolah pagi. Sedangkan kelas tinggi masuk siang.
Kamelia bercerita, dia mulai jadi guru tahun 2003, sebagai guru kontrak, setelah tamat D2 PGSD. Sambil mengajar di SD Inpres Bulurokeng, yang sekarang jadi kantor camat, dia juga mengajar anak-anak jalanan dan orangtua buta huruf. Lokasinya di Landak, Banta-bantaeng dan Parangloe. SD Inpres Bulurokeng kemudian dilebur, jadi satu dengan SD Negeri Bulurokeng 1.
“Saya ini hanya guru biasa, guru kelas,” kata penyandang gelar Magister Pendidikan UNM ini merendah.
Proses seleksi CKS dijalani selama 3 bulan, mulai 28 Agustus – 16 November 2021. Proses dilakukan, baik di dalam kelas maupun magang. Kamelia magang di SD Inpres Baddoka. Ada banyak tugas yang dibuat, antara lain profil sekolah sendiri dan sekolah magang. Dia fokus mempelajari aspek manajerial, dan tentu saja visi misi sekolah.
Dari CKS di kelas D, hanya 2 orang yang sudah ditempatkan sebagai kepala sekolah. Kamelia satu kelas dengan Andi Etty Cahyani, S.Pd, peserta seleksi CKS dari SD Negeri Borong. Setelah dinyatakan lulus, diumumkan juga Plt, termasuk namanya. Saat itu juga dilakukan Penyerahan Nomor Registrasi Kepala Sekolah (NRKS).
Di sekolah barunya ini, belum ada program sentuh pustaka. Juga belum ada paguyuban kelas. Padahal orangtua bisa berperan. Makanya dia bikin lomba kebersihan kelas dengan mendorong partisipasi orangtua. Kalau kelas bersih, anak nyaman belajar. Bila perlu di kelas ada smart TV untuk anak belajar menari dan pengembangan bakat lainnya. (*)
