KATADIA,MAKASSAR || Pameran seni unik berjudul “Walking Through A Songline” secara resmi dibuka di Museum Kota Makassar pada hari Kamis, tanggal 14 September 2023. Makassar menjadi kota pertama di Indonesia Timur yang menyelenggarakan pameran ini setelah Jakarta dan Surabaya.
Pameran ini merupakan hasil kerja sama antara Konsulat Jenderal Australia di Makassar dengan Pemerintah Kota Makassar. Pembukaan pameran ini ditandai dengan pengguntingan pita oleh Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, bersama Konsul-Jenderal Australia, Todd Dias.
Danny Pomanto, Wali Kota Makassar, mengungkapkan apresiasi terhadap Pemerintah Australia atas kehadiran “Walking Through A Songline,” yang merupakan pameran seni digital imersif internasional pertama di Kota Makassar. “Kami ingin melihat kualitas seniman Australia yang menghasilkan karya-karya digital yang menggambarkan mimpi suku Aborigin,” ujar Danny Pomanto.
Bersama Konjen Australia Todd Dias, Danny Pomanto menikmati “Walking Through A Songline,” yang dikemas dalam instalasi lampu pop-up. Pengunjung dapat mendalami budaya dan kehidupan suku Aborigin, penduduk asli Australia, melalui teknologi terbaru.
Secara keseluruhan, “Walking Through A Songline” mempersembahkan sejarah penduduk asli Australia, yang dikenal sebagai Songline atau jalur dreaming. Konsep ini mengungkapkan perjalanan spiritual penduduk Asli Australia.
“Tadi kita melihat bagaimana antara sperma dan sel telur itu menjadi latar belakang awal, yang kemudian dilihat kesusahan orang-orang yang hidup di gurun yang dijelaskan melalui garis-garis grafik yang keras,” cerita Danny Pomanto. “Kesulitan tersebut mencerminkan kondisi keras di gurun, namun kemudian datang hujan dan bunga-bunga mulai tumbuh. Itulah makna mimpi.”
Danny Pomanto juga menggarisbawahi hubungan historis yang telah terjalin antara Makassar dan Australia selama lebih dari 300 tahun. Ia berharap dapat memperkuat hubungan ini dan meneruskannya kepada generasi berikutnya.
“Sekarang tugas kami adalah memperkuat hubungan ini dan membuat generasi berikutnya memahami pentingnya hubungan ini serta mengabadikannya dalam sejarah yang tidak terbatas oleh waktu,” ucap Danny Pomanto.
Sementara itu, Konsulat Jenderal Australia, Todd Dias, menjelaskan alasan diadakannya pameran “Walking Through A Songline” di Kota Makassar adalah karena hubungan sejarah yang erat antara kota ini dan Australia.
“Dengan pameran internasional ini, kami berharap warga lokal di Makassar akan datang dan menikmati pameran ini,” katanya.
Todd Dias juga menyoroti budaya “dreaming” yang telah ada selama 60.000 tahun dalam budaya Asia-Australia. Pameran ini memamerkan berbagai aspek kehidupan, seperti peta perjalanan leluhur saat mereka menjelajahi daratan, hubungan mereka dengan lingkungan, pencarian makanan di air, serta kreativitas mereka dalam mengolah sumber daya alam.
“Pameran ini mencakup semua informasi yang dibutuhkan untuk bertahan hidup di suatu tempat. Contoh, gambar tentang gurun, hujan, air, dan makanan, semuanya disampaikan dari generasi ke generasi melalui song-lines. Ini adalah cara kami mewariskan pengetahuan,” tutup Todd Dias.
Pameran “Walking Through A Songline” di Museum Kota Makassar akan berlangsung mulai tanggal 14 September hingga 5 Oktober 2023, memberikan kesempatan bagi warga Makassar untuk mengalami kekayaan budaya Aborigin Australia secara langsung.