Senin, Oktober 7, 2024

Inovasi Packingan dan Pemasaran Abon Ikan Tanrabalana serta Digitalisasi UMKM: Abon Ikan

KATADIA SOPPENG || Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik Inovasi Daerah Gelombang 112, Universitas Hasanuddin (UNHAS) Posko Desa Lawallu Mengadakan Program Kerja mengenai “Inovasi Packingan dan Pemasaran Abon Ikan Tanrabalana serta Digitalisasi UMKM: Abon Ikan.

Penanggung jawab dari program kerja ini adalah Mursidah S dan Nurul Aida yang dilaksanakan pada hari Selasa, 06 Agustus 2024.

Tujuan utama dari kegiatan ini adalah untuk membangkitkan kembali kelompok Asoka yang telah lama tidak beroperasi di Desa Lawallu, Kec. Soppeng Riaja, Kab. Barru. Kelompok Asoka ialah salah satu kelompok Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) di dusun Tanrabalana yang memproduksi abon ikan.

Kegiatan ini dilakukan karena UMKM desa yang sulit bersaing di pasar yang lebih luas karena kurangnya strategi pemasaran yang efektif dan desain kemasan yang kurang menarik. Oleh karena itu dilakukan inovasi kemasan produk agar mampu bersaing di pasaran.

Selain itu, kegiatan ini juga berfokus pada digitalisasi UMKM di Desa Lawallu untuk meningkatkan daya saing produk lokal di pasar yang lebih luas.

Melalui program ini, masyarakat diharapkan dapat meningkatkan keterampilan dalam mengemas produk secara menarik dan efektif serta memanfaatkan teknologi digital untuk pemasaran.

Dengan demikian, produk Abon Ikan Tanrabalana dapat dikenal lebih luas dan memberikan nilai tambah bagi masyarakat desa, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pemasaran konvensional.

Program kerja ini berlangsung dengan menunggu hasil tangkapan ikan dari nelayan setempat. Sembari menunggu, dilakukan pembuatan ulang desain kemasan serta pembuatan akun media sosial untuk produk.

Setelah adanya ikan hasil tangkapan nelayan, para anggota kelompok Asoka bersama mahasiswa KKN Tematik Inovasi Daerah desa Lawallu bersama-sama membuat abon ikan di rumah ketua Kelompok Asoka, ibu Rani.

“Saya berharap agar kelompok UMKM Asoka bisa kembali beroperasi seperti dahulu, karena ketika ikan berlimpah ditangkap nelayan, sering kali ikan tersebut terjual murah atau bahkan membusuk.

Jika kelompok ini bisa aktif lagi, ikan yang melimpah tersebut dapat diolah menjadi abon, sehingga memiliki nilai jual yang lebih tinggi.

Selain itu, istri-istri para nelayan juga bisa memiliki kegiatan produktif dan membantu meningkatkan ekonomi keluarga melalui pengolahan ikan menjadi abon” ucap Kepala Dusun Tanrabalana, Akkas.

“Semoga dengan adanya digitalisasi produk abon ikan Tanrabalana diharapkan penjualan dapat semakin meningkat dan bersaing secara lebih efektif serta membuka peluang yang lebih luas di berbagai segmen pasar” ucap Mursidah S selaku penanggung jawab program kerja.

 

KKN -T Inovasi Daerah Gelombang 112, Universitas Hasanuddin

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles