KATADIA BULUKUMBA || Pemerintah Kabupaten Bulukumba mengambil langkah serius untuk memperketat pengawasan terhadap aktivitas di puncak Gedung Pinisi setelah insiden kebakaran kecil yang terjadi di lambung kapal yang menjadi ikon gedung tersebut.
Kepala Bidang Humas Diskominfo Bulukumba, Andi Ayatullah Ahmad, mengungkapkan bahwa pengelola Gedung Pinisi akan meningkatkan pengawasan sebagai upaya antisipasi dini terhadap potensi bahaya serupa.
“Pengelola Gedung Pinisi akan memaksimalkan pengawasan. Ini sebagai langkah antisipasi dini,” ujar Andi Ullah, sapaan akrabnya.
Kebakaran tersebut terjadi pada bagian lambung depan kapal pinisi yang sebagian besar terbuat dari kayu berkualitas. Beruntung, kayu yang digunakan cukup tahan api, sehingga kebakaran tidak cepat menyebar.
“Yang terbakar adalah bagian lambung depan kapal. Untungnya, kayunya berkualitas sehingga api tidak cepat menjalar,” jelasnya.
Meskipun penyebab kebakaran belum dapat dipastikan, Andi Ayatullah menyatakan bahwa laporan akan disampaikan kepada pihak kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut.
“Belum dapat juga kita simpulkan apa penyebabnya. Rencana akan dilaporkan ke pihak kepolisian untuk penyelidikan lebih lanjut,” tambahnya.
Sebagai langkah preventif, akses menuju puncak gedung tempat kapal Pinisi berdiri sementara ditutup untuk pengunjung. Meski ada kerusakan pada bagian lambung depan dan lantai depan kapal, penampakan kapal dari luar masih terlihat utuh. Hanya beberapa titik yang tampak gosong akibat kebakaran dari dalam lambung depan.
Selain itu, pengelola Gedung Pinisi juga berencana melarang pengunjung untuk merokok di atas kapal Pinisi sebagai tindakan pencegahan lebih lanjut.
“Kami mengimbau masyarakat agar tidak merokok di atas kapal. Mari kita bersama-sama menjaga ikon daerah ini,” harap Andi Ayatullah.
Sebelumnya, kapal Pinisi yang berdiri kokoh di atas Gedung Pinisi mengalami kebakaran pada Selasa, 3 September sekitar pukul 01.00 WITA dini hari. Berkat kesigapan warga serta aparat Satpol PP dan Damkar, api berhasil dipadamkan dengan cepat.
(*)
