Kamis, September 19, 2024

UNASMAN dan Kemenristek Dikti Kembangkan Agroteknopark Kakao di Sulbar

KATADIA POLEWALI MANDAR || Universitas Al Asyariah Mandar (UNASMAN) bekerja sama dengan Kementerian Riset dan Teknologi (Kemenristek Dikti) dalam upaya membangkitkan kembali komoditi kakao di Sulawesi Barat melalui pengembangan Agroteknopark.

Program ini dilaksanakan dalam bentuk Pemberdayaan Kemitraan Masyarakat (PKM) yang menyasar Kelompok Tani Sahabat Sejati di Desa Kalimbua, Kecamatan Tapango, Kabupaten Polewali Mandar.

Kegiatan ini dimulai sejak Maret 2024 dan direncanakan berlangsung hingga Desember 2024. Tim penggerak program ini dipimpin oleh Dr. Harli A. Karim, SP. MP, yang juga menjabat sebagai Dekan Fakultas Pertanian UNASMAN. Timnya terdiri dari Nurul Iqrani D dari Agroteknologi UNASMAN dan Hamzah dari Agribisnis ITBM.

Dengan judul pengabdian *”Pengembangan Agrotecnopark Berbasis Good Agriculture Practice (GAP) Kakao di Desa Kalimbua Kecamatan Tapango Kabupaten Polewali Mandar,” program ini bertujuan meningkatkan produktivitas kakao yang selama ini dianggap masih rendah, serta mengurangi risiko residu bahan kimia pada hasil pertanian.

Dr. Harli menjelaskan bahwa tujuan jangka panjang dari kegiatan ini adalah menerapkan praktik pertanian berbasis GAP pada tanaman kakao.

Good Agriculture Practice (GAP) adalah metode sertifikasi untuk produksi pertanian yang menggunakan teknologi ramah lingkungan dan berkelanjutan, dengan fokus pada keamanan konsumsi produk, kesejahteraan pekerja, dan peningkatan keuntungan ekonomi bagi petani.

Jika penerapan GAP dilakukan bertahap, diharapkan kawasan tersebut akan berkembang menjadi Agroteknopark berbasis tanaman kakao.

Agroteknopark ini juga diharapkan menjadi pusat informasi bagi berbagai pihak yang berkepentingan dengan kakao, termasuk petani, peneliti, penyuluh, mahasiswa, pemerhati, dan pengusaha kakao.

Pada tahun pertama, beberapa kegiatan telah dan akan dilaksanakan di Desa Kalimbua, seperti pembangunan kebun percontohan (Demplot), penerapan teknologi pembibitan klon kakao tahan hama dan penyakit, pelatihan pembuatan pupuk organik padat, sekolah lapang kakao, serta pelatihan penggunaan pestisida hayati.

Program ini juga melibatkan mahasiswa dalam Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM), di mana mahasiswa berpartisipasi di luar kampus dengan pengakuan terhadap mata kuliah yang mereka ambil.

Kegiatan PKM ini didanai oleh Direktorat Riset dan Pengabdian Masyarakat (DRPM) Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia tahun 2024.

Dengan inisiatif ini, diharapkan pengembangan kakao di Sulawesi Barat dapat meningkat, sekaligus memperkuat ekonomi lokal melalui budidaya yang berkelanjutan.(**)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles