Jumat, Maret 29, 2024

Danny Pomanto, Adaptif Leadership: Kunci Sukses Kepemimpinan di Era Saat Ini

KATADIA,MAKASSAR || Wali Kota Makassar Moh Ramdhan Pomanto menyebut bahwa kepemimpinan yang unggul di era saat ini adalah adaptif leadership.

Hal itu disampaikan oleh Wali Kota Danny Pomanto saat memberi sambutan pada kegiatan Advance Training (LK-III) Badko HMI Sulselbar, yang berlangsung di Ballroom UNM Phinisi pada Rabu (17/05/2023).

Danny Pomanto menganggap bahwa kepemimpinan yang adaptif mampu merangkul semua pihak sehingga visi-misi seorang pemimpin dapat terlaksana dengan baik. Ia menyatakan, “Hanya orang adaptif-lah yang bisa bertahan dan kepemimpinan adaptif yang mampu merangkul, dan semua visi-misi bisa terlaksana dengan baik.”

Danny Pomanto menekankan bahwa pada era pascapandemi seperti sekarang ini, adaptabilitas atau kemampuan beradaptasi menjadi hal yang sangat penting. Menurutnya, jika sebelumnya kekuatan seseorang diukur dari segi ukuran fisik atau besarnya, maka sekarang kekuatan diukur dari sejauh mana seseorang mampu beradaptasi.

“Dulu kekuatan diukur dari besarnya seseorang, makanya dulu Hercules orang besar. Pada saat IT berkembang maka berubah ternyata yang besar dikalahkan sama yang cepat. Jadi keunggulan itu dikatakan cepat. Setelah pandemi berubah lagi, bukan hanya cepat tapi adaptif,” jelasnya.

Sejalan dengan tema LK-III, yaitu Peta Jalan Kepemimpinan HMI, Wali Kota Danny Pomanto mengajak kader HMI untuk menjadi pemimpin. Dia berpendapat bahwa setiap orang memiliki potensi untuk menjadi pemimpin, setidaknya untuk dirinya sendiri.

Danny Pomanto mengungkapkan bahwa kunci menjadi pemimpin adalah pertanggungjawaban. Menurutnya, pemimpin adalah orang yang dapat bertanggung jawab, dan tanggung jawab itu tercermin dalam tindakan mereka.

Untuk dapat bertanggung jawab, seorang pemimpin harus mampu mengajukan pertanyaan. Oleh karena itu, kemampuan mendengar adalah kemampuan pertama yang harus dimiliki seorang pemimpin. Danny Pomanto menegaskan bahwa seorang pemimpin yang tidak mau mendengar bukanlah seorang pemimpin, karena bagaimana mereka bisa memberikan jawaban jika mereka tidak memiliki kemampuan mendengarkan.

Dalam kesempatan tersebut, Danny Pomanto juga berbagi pengalaman tentang perjalanan hidupnya sebelum menjadi wali kota atau pemimpin di Kota Makassar. Dia menceritakan bahwa sebelumnya ia hanyalah seorang anak lorong, menjadi dosen di Universitas Hasanuddin (Unhas) selama 21 tahun, seorang profesional di bidang arsitektur, dan juga seorang akademisi.

Danny Pomanto mengatakan bahwa berkecimpung dalam politik bukanlah cita-citanya sejak dulu. Namun, pikirannya berubah ketika ia menyadari bahwa dunia politik perlu diisi oleh orang-orang baik yang memiliki mimpi untuk membantu banyak orang.

“Apa yang saya pelajari dengan menjadi wali kota, sebelumnya saya paling benci politik. Tapi ternyata banyak pepatah luar biasa tentang politik. Salah satunya adalah jika orang baik tidak peduli politik, maka orang jahat yang akan mengisinya. Itulah yang memanggil kita,” ungkapnya.

“Dengan itu, saya menyempurnakan dengan kutipan saya sendiri, yaitu bahwa hanya melalui politik kita bisa membantu banyak orang. Jika tidak melalui politik, kita hanya bisa membantu satu atau dua orang saja, tetapi dengan kepemimpinan politik kita bisa menggerakkan 1,5 juta orang seperti di Makassar,” tutup Danny Pomanto.

Turut hadir dalam Advance Training (LK-III) Badko HMI Sulselbar adalah Kapolrestabes Makassar Kombes Mokhamad Ngajib, Rektor UNM Prof Husain Syam, dan kader HMI.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles