KataDia, Makassar – Untuk meningkatkan kegemaran membaca, murid-murid SD Negeri Borong diajak membaca secara efektif. Materi membaca efektif ini bagian dari gerakan literasi sekolah.
Materi disampaikan oleh Rusdin Tompo, penulis buku dan penggiat literasi di ruang Perpustakaan Gerbang Ilmu SD Negeri Borong, Rabu, 17 Maret 2021.
“Kadang kita membaca buku tapi lupa apa yang baru saja dibaca. Siapa yang pernah mengalami seperti itu?” tanya Rusdin Tompo kepada anak-anak yang duduk di depannya.
Beberapa anak mengacungkan jari, tapi ada juga yang sekadar mengangguk, seolah membenarkan apa yang disampaikan. Kurang konsentrasi dan gagal fokus bisa terjadi karena cara membaca yang seadanya.
Bisa juga karena ketika anak-anak diminta membaca, mereka sebenarnya belum punya minat untuk membaca. Mereka tidak tertarik membaca karena tidak merasakan manfaat membaca atau karena bukunya tidak menarik.
Rusdin lalu memperlihatkan buku berjudul “100 Tahun Nusantara yang diterbitkan Harian Kompas. Begitu melihat buku setelah ratusan halaman, beberapa anak langsung memberikan reaksi terkejut.
“Berapa lama dibaca kalau buku tebal begitu, Pak? tanya Muhammad Awang Yusuf Derajat.
Rusdin lalu memberikan tips agar anak-anak tertarik membaca. Katanya, kalau mau membaca buku, sebaiknya tidak melihat dulu ketebalan atau jumlah halaman bukunya.
Lihat judulnya, siapa tahu menarik dibaca. Lihat sistematikanya, mungkin ada materi yang dibutuhkan. Lihat juga nama pengarangnya, yang mungkin bagus untuk dibaca karyanya. Karena setiap buku, selalu punya hal baru yang menarik dan menambah pengetahuan.
Supaya tidak bosan atau capek membaca, dicicil saja bacaan yang kita baca. Seperti kita ngemil, makannya sedikit-sedikit tapi akhirnya habis. Seperti kalau makan pop corn atau makan cokelat.
Mendengar penjelasan itu, anak-anak menambah dengan contoh-contoh lain. Katanya, seperti makan kacang rebus atau makan Cheetos, dan lain-lain.
Rusdin melanjutkan, ada banyak buku yang berisi motivasi bagaimana menjadi sesuatu atau bagaimana melakukan sesuatu. Sama kalau kita menonton video di YouTube, ada video tutorial untuk membuat kue, merawat tanaman, menyervis mesin cuci dan sebagainya.
Buku juga begitu. Ada yang mengajarkan kita mahir melakukan sesuatu, misalnya membaca cepat dan efektif.
Aktivis yang juga merupakan pembina ekstrakurikuler literasi itu lantas memperlihatkan buku berjudul “Speed Reading” karya Soedarso.
Dia menjelaskan, di buku yang mengajarkan tentang cara membaca cepat dan efektif itu, membahas beberapa hal yang membuat anak-anak sering lambat menyelesaikan bacaannya.
Menurut buku itu, aspek yang bikin anak terhambat membaca, antara lain karena saat membaca, anak-anak bersuara, mengucapkan kalimat yang dibacanya.
Bisa juga karena dia menggerakkan bibirnya, menggumamkan bacaannya, menggerakkan kepala dari kiri ke kanan mengikuti baris kalimat, atau menunjuk kalimat yang dibacanya dengan jari.
Solusinya, kata Rusdin, kita cukup memahami inti bacaan kita. Apa pesan yang utama dari buku yang kita baca. Mirip kalau kita menonton film dan sinetron. Biasanya kita hanya memahami alur ceritanya dan ide cerita film atau sinetronnya.
“Bagus juga kalau buku yang kita baca dibuatkan catatan atau ringkasan supaya bisa lebih ingat,” pesan Rusdin.
Kegiatan belajar membaca efektif ini diselingi dengan permainan yang dilakukan oleh anak-anak biar mereka tetap semangat. Pustakawan SD Negeri Borong, Saparuddin Numa mengaku senang karena perpustakaan tetap bisa dimanfaatkan meski secara terbatas untuk mematuhi protokol kesehatan.
Kegiatan literasi ini mendapat respons positif Kepala UPT SPF SD Negeri Borong, Dra Hj Hendriati Sabir, M.Pd. Dengan pendekatan yang dilakukan, dia berharap akan membantu anak membaca secara efektif. Sehingga mereka lebih gemar lagi untuk membaca.
“Kita berharap, suasana pandemi Covid-19 tak menyurutkan semangat anak-anak untuk terus belajar. Anak-anak juga diminta memanfaatkan waktu luangnya dengan membaca buku-buku untuk menambah wawasannya,” begitu kata Hendriati Sabir.(*)