KataDia, MAKASSAR || “Saya mulai dengar RRI sejak duduk di bangku Sekolah Dasar. Usia saya, saat itu, baru 7 tahun. Waktu itu, saya sendiri belum tahu, kalau itu siaran radio apa,” kisah Dra Floortje Cheanethe Awondatu, M.Pd, tentang awal mula dirinya mendengar siaran Radio Republik Indonesia (RRI).
Siapa nyana, semenjak itu, guru SMA Negeri 1 Airmadidi, Manado, Sulawesi Utara itu, selalu stay tune di frekuensi RRI. Padahal, semula dia suka mendengarkan semua radio, terutama radio swasta. Hobi mendengar radio swasta itu sampai tahun 1993. Tapi, sejak tahun 1994, akhirnya dia memilih RRI karena ternyata acaranya lebih lengkap.
Kini, Floortje tak hanya jadi pendengar setia Lembaga Penyiaran Publik itu, dia juga bahkan rutin bersiaran. Ketika dihubungi untuk wawancara, Sabtu (26/9/2021), Ketua Forum Komunikasi Pemerhati (FKP) RRI itu tengah menuju studio RRI Manado untuk bersiaran. Dia membawakan acara Pilihan Pendengar, yang disiarkan setiap malam Minggu, mulai pukul 22.15 Wita.
Menurutnya, dia tidak memilih program siaran saat mendengarkan RRI. Semua siaran singgah di kupingnya. Apalagi kala berada di rumah. Pagi, siang, hingga malam, dia memonitor siaran dari pesawat radionya.
Sebagai pendengar radio, ada pengalaman yang dirasakan paling berkesan. Yakni, ketika untuk pertama kalinya dia datang bergabung dengan sesama pendengar RRI di Studio 3 RRI Manado.
Ada beberapa program acara yang jadi favoritnya. Di antaranya, BA’OBER, yang merupakan program acara obrolan bersama seputar masalah-masalah yang ada di masyarakat, di mana pendengar mengirimkan masalahnya lewat WhatsApp.
Selain itu, acara OPINI PUBLIK dan FORUM KAWANUA. Siarannya berupa topik terbaru dan dibuka forum interaktif untuk pendengar memberi opini lewat telepon. Program lain yang disukai, adalah SIARAN BERITA dari Pro3 yang direlay RRI Pro1 Manado, serta acara BERITA DAERAH.
Ibu dua anak yang tercatat sebagai ASN itu, menunjukkan kepedulian yang besar terhadap kemajuan RRI. Tak heran bila dia diberi penghargaan oleh RRI pada tahun 2013, 2015, dan 2018, karena kepedulian dan sebagai Ketua FKP RRI Manado.
Sebagai Ketua FKP RRI Manado, dia selalu mengajak teman-temannya bersinergi dengan RRI Manado. Misalnya, dia selalu dilibatkan dalam evaluasi dan penyusunan program siaran RRI setempat.
Bersama teman-teman pengurus FKP, mereka membantu mengembangkan jaringan dan akses pada narasumber. Juga beberapa kali membawa nama RRI dalam kegiatan Bakti Sosial, serta mengadakan kegiatan Lomba Karaoke Udara, di mana finalisnya diundang ke Studio 3 untuk live bersamaan dengan pelaksanaan Hari Radio tahun 2015. Ternyata, ungkapnya, acara seperti ini sangat disukai oleh pendengar.
“Kami juga kerap terlibat secara langsung di beberapa acara off air maupun on air,” ujarnya.
Perempuan yang hobi berolahraga dan bernyanyi itu, memuji program-program siaran RRI Manado, yang dinilai bagus dan menarik. Program siaran, baik itu di Pro 1, Pro 2, maupun Pro 4, berkesan baginya. Begitupun dengan berita-berita RRI, khususnya RRI Manado, selalu up to date. Sekalipun, menurutnya, masih ada yang perlu dibenahi. Karena itu, dia punya saran terkait berita/bagian pemberitaan RRI.
“Ada beberapa kali saya mendengar narasumber yang hadir belum tepat karena hanya diwakil. Jadi, saran saya, bila ada sesuatu masalah yang akan dibahas, undanglah atau hadirkan narasumber yang benar benar berkompeten untuk menjawab setiap pertanyaan dari masyarakat pendengar,” imbuhnya.
Dari kebiasaan mendengarkan RRI itu, Floortje Cheanethe Awondatu mengaku, mendapatkan banyak manfaat. Dia memperoleh pengetahuan tambahan, mengetahui semua berita terbaru tanpa harus membaca dan membeli koran. Kapan dan di mana saja, dia bisa mendengarkan RRI.
Apalagi RRI kini di ujung jari dan dengan mudah bisa diakses melalui aplikasi dan akun media sosial (platform digital)
“Semoga RRI di usianya yang ke-76, pada 11 September 2021 lalu, semakin sukses dan maju dalam memberikan pelayanan pada masyarakat pendengar,” kuncinya mengakhiri wawancara. (*)
