Rabu, Mei 15, 2024

Transformasi Digital, Belajar dari LKBN ANTARA

Oleh: Rusdin Tompo

(Ketua Umum Pengurus Pusat Forum Komunikasi Pemerhati Radio Republik Indonesia (FKP RRI)

Suatu hari, saya dihubungi wartawan ANTARA untuk wawancara. Kami kemudian janjian dan bertemu di salah satu hotel di kawasan Boulevar di, Panakkukang Mas, Makassar. Semula, saya mengira tim ANTARA ini dari Biro Makassar, ternyata bukan.

Karena jika dari Makassar, rerata saya mengenal baik wartawannya. Kali ini, wartawan ANTARA yang akan melakukan sesi wawancara berasal dari Jakarta. Mereka merupakan wartawan ANTARA TV.

ANTARA TV mulai beroperasi penuh tahun 2006, merupakan bagian dari unit penyedia konten audio visual. Sebelum itu, saya hanya mengenal ANTARA lewat lembaran-lembaran buletin bulanan, yang biasa saya kutip beritanya jadi program informasi ketika bekerja di Radio Bharata FM, tahun 1996-2000.

Pada masa itu, radio swasta masih dilarang membuat berita sendiri. Jadi kami biasa membuat program informasi dengan mengutip dari sumber-sumber resmi dan media mainstrem.

Berita-berita LKBN ANTARA yang didirikan sejak 13 Desember 1937 oleh kwartet Adam Malik, A.M. Sipahoetar, Soemanang, dan Pandu Kartawigoena, memang sering jadi rujukan media massa.

Hasil wawancara saya itu kemudian ditonton melalui jaringan TV kabel. Saya mendapat kabar bahwa tayangan itu bisa hadir lantaran ada kerja sama dengan Asosiasi Penyelenggara Televisi Kabel Indonesia (APTEKINDO).

Harus diakui, ANTARA cukup cepat bertransformasi ke platform digital. Dari kertas mereka bermetamorfosis dengan memanfaatkan sofistikasi teknologi.

Mereka mengikuti perilaku konsumsi media masyarakat. ANTARA, yang ketika masih berwujud cetak dengan desain sederhana, kini tampil lebih menarik, kreatif, dan dinamis dalam format suara, gambar dan gambar hidup.

Coba kunjungi channet YouTube-nya, ANTARA TV Indonesia, yang punya subscribe sebanyak 259 ribu. Kita bisa mendapatkan berita terkini, dengan informasi cukup lengkap, menarik, dan memperkaya wawasan.

Begitupun akun Instagramnya, antaranewscom, dengan follower 189K, punya tampilan yang cukup eye catching. Karena dibuat dengan desain grafis yang apik dan informatif.

Belum lagi kalau kita berselancar di portalnya, www.antaranews.com, kita akan mendapat informasi yang lengkap dan layak dipercaya. Layanan berita berbasis web ini sudah ada sebelum reformasi, yakni sejak 1996. Artinya, mereka telah mempersiapkan diri untuk meninggalkan media konvensional menjadi new media.

Sebagai perusahaan umum, LKBN ANTARA memang merupakan representasi negara, yang punya kewajiban memenuhi hak masyarakat akan informasi. Masyarakat itu adalah warga negara, yang tidak bisa dilihat hanya sekadar khalayak atau konsumen media.

Sekalipun sebagai bagian dari BUMN, LKBN ANTARA juga menghasilkan pundi-pundi rupiah. Tapi, bukan itu tujuan utamanya. Keuntungan bukan jadi target tapi bagaimana mencerdaskan kehidupan bangsa, sebagaimana amanat konstitusi, UUD 1945.

ANTARA menjadi bukti sebuah perubahan yang visioner, dengan sistem yang terbangun rapi, dan etos kerja yang diabdikan pada bangsa dan negara. ANTARA memberi pembelajaran bahwa media –dan apapun itu– hanya bisa bertahan jika mampu adaptif dan kreatif terhadap perubahan. Perubahan merupakan suatu keniscayaan yang perlu dikreasikan agar menjadi produk-produk baru yang lebih kekinian sesuai kebutuhan dan tuntutan zaman now. (*)

 

 

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles