Jumat, Mei 17, 2024

Post Assessment, Upaya Peningkatan Kompetensi Personel dan Karakteristik Perwira Polri

KATADIA, MAKASSAR || Memotret kompetensi individu perwira Polri yang akan menduduki sebuah jabatan senantiasa menjadi perhatian Kepolisian Republik Indonesia hingga saat ini. Peningkatan kemampuan manajerial dan karakteristik menjadi hal penting dalam menghadapi berbagai perubahan yang terjadi di tengah-tengah masyarakat.Salah satu pendekatan yang dilakukan yakni dengan pemahaman kearifan lokal di wilayah kerja.

Demikian penekanan Kepala Biro Sumber Daya Manusia Polda Sulawesi Selatan, I Ketut Yudha Karyana, S.I.K M.AP dalam sambutannya pada acara Post Assessment di Hotel Dalton, 25 November 2021.

Yudha juga menambahkan, “Post Assessment merupakan rangkaian akhir dari proses assessment center setelah dievaluasi capaian kompetensi manajerial yang telah dicapai oleh masing-masing peserta assessment center untuk menjadi seorang pemimpin para perwira/pejabat harus mampu menguasai seluruh kompetensi – kompetensi yang dipersyaratkan dalam suatu jabatan,

Maka berkaitan dalam hal tersebut kita harus memiliki integritas yang tinggi sebagai seorang pemimpin, harus mampu berkomunikasi dengan baik dalam rangka membangun hubungan dengan stakeholder yang ada dalam memberikan pelayanan yang maksimal serta mampu mengendalikan diri dalam melaksanakan tugas pengabdian kepada masyarakat, bangsa dan negara.”

Hal yang sama juga dikemukakan Ketua Panitia AKBP Budi Wahyono, SIK., MH. CPHR. Menurutnya program kegiatan post assessment ini dimaksudkan sebagai monitoring dan evaluasi kinerja individu yang telah mengikuti assessment center guna mengetahui kesesuaian antara kompetensi individu dengan pelaksanaan tugas.

Adapun tujuan pelaksanaannya, “sebagai upaya untuk meningkatkan manajerial personel dan karakteristik yang dimiliki oleh individu perwira polri berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap perilaku yg diperlukan dalam pelaksanaan tugas jabatannya secara profesional, efektif dan efisien,” terang Budi Wahyono

Budi Wahyono juga menambahkan, sasaran yang ingin dicapai dalam kegiatan post assessment 2021 antara lain, agar peserta post assessment Polda Sulsel mendapatkan pengetahuan dan peningkatan kompetensi yang perlu dikembangkan dalam rangka mewujudkan SDM Polri yang Presisi ( prediktif, responsibilitas, transparansi ) dan berkeadilan.

Selain itu, imbuhnya, peserta post assessment juga diharapkan dapat memahami kekurangan dan kelebihan diri sendiri sehingga diharapkan dapat mengembangkan perubahan perilaku (performance) yang mendukung perbaikan hasil kinerja dalam pelaksanaan tugas.

Post assesment yang dilaksanakan Polda Sulawesi Selatan dengan tema Transformasi Menuju Polri yang Presisi (Prediktif, Responsibilitas, transparansi-Berkeadilan ini yang diikuti personel perwira yang telah mengikuti kegiatan assessment center di lingkungan polda yang hasil assessment nya masih perlu pengembangan kompetensi, seperti kompetensi kepemimpinan, membangun hubungan, orientasi pada pelayanan, integritas, komunikasi dan lain-lain.

Acara Post Assessment ini diikuti 120 orang perwira yang tersebar di seluruh Polda Sulawesi Selatan, baik yang sudah menjabat, baik sebagai kepala kepolisian, maupun beberapa jabatan lainnya.

Dalam acara ini juga menghadirkan 2 pemateri, yakni seorang Psikolog DR. Ismarli Muis dan Idwar Anwar sebagai Sejarawan dan Budayawan.
Ismarli, dalam pemaparannya menyebutkan,
People development penting dipahami agar bisa memaksimalkan potensi pribadi dan profesional dalam organisasi.

“Salah satu poin penting dalam people development adalah kemampuan leadership. Dalam kepemimpinan, peran leader (fungsi managing people) harus sejalan dengan perannya sebagai manager (fungsi managing task).

Namun, kadang leader tetap ingin mengerjakan tugas-tugas teknis, sehingga menjadi work overload dan kehilangan waktu untuk mengelola orang-orang yang berada dalam kordinasinya. Padahal yang menjadikan leader hebat bukan karena kekuatannya, melainkan kemampuannya dalam memberdayakan orang lain,jelasnya.

Ismarli lanjut menjelaskan, pada kegiatan post asesmen T.A 2021 ini, peserta diajak untuk memahami metode pengembangan individu yang terdiri dari 3, yaitu directing, mentoring, dan coaching.

Di antara ketiga metode ini, yang paling berdampak tinggi terhadap pengembangan kompetensi individu adalah metode coaching, sebab dalam metode ini, tanggung jawab dan kendali terletak pada individu yang dikembangkan potensinya.

Sementara pada directing dan mentoring, tanggung jawab lebih besar pada pemberi arahan sehingga dapat menyebabkan individu menjadi tergantung pada perintah dan panduan yang diberikan saja.

“Untuk dapat melakukan coaching ini, kompetensi yang harus dimiliki kemampuan menciptakan trust dan safety, melakukan presence, melatih listening skill, dan melatih kemampuan mengajukan powerful question,” ungkapnya.

Adapun Idwar Anwar, menekankan pentingnya memahami kearifan lokal bagi seorang perwira Polri dalam menjalankan tugasnya di sebuah daerah. Dengan materi berjudul Reaktualisasi Kearifan Lokal dalam Implementasi Tupoksi Kepolisian,

Idwar memaparkan berbagai kearifan lokal yang ada di Sulawesi Selatan, yang dihubungkan dengan Tupoksi Polri yang sesungguhnya sangat sejalan dan dapat memberikan pengayaan dalam mereaktualisasi ke dalam implementasi Tupoksi Polri.

Selain itu, Idwar juga menguraikan mengenai sejarah kepolisian di Sulawesi Selatan. Sebab menurutnya, buku tentang sejarah perkembangan kepolisian di Sulawesi Selatan, sangat kurang untuk mengatakan tidak ada. Akan tetapi, Idwar yakin bahwa data-data itu masih bisa ditelusuri dan dijadikan sebuah buku tentang sejarah perkembangan kepolisian di Sulawesi Selatan.

“Buku sejarah perkembangan kepolisian di Sulawesi Selatan ini sangat penting. Selain sebagai bahan dokumentasi, paling tidak juga dapat menjadi bahan ajar bagi kepolisian di Sulawesi Selatan,” pungkasnya.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles