Jumat, Mei 17, 2024

IKAL Taplai III Lemhannas RI Gelar Diskusi Kebangsaan

KATADIA, MAKASSAR ||  IKATAN Alumni (IKAL) Lembaga Ketahanan Nasional (LEMHANNAS) Republik Indonesia (RI), Pemantapan Nilai-Nilai (TAPLAI) Angkatan III Tahun 2021, pada Minggu 29 Mei 2022, menggelar “Halal BI Halal” menghadirkan( anggotanya yang tersebar di seluruh Indonesia, bahkan di luar negeri. Acara dikemas sederhana, diawali seremonial pembukaan dan ‘Diskusi Kebangsaan” dari perwakilan alumni. Termasuk yang sedang di Amerika Serikat, Jerman dan Korea Selatan.

Dibuka oleh Ketua IKAL Taplai III, Dr. Ir. Johan Pasaribu selanjutnya sambutan Direktur Taplai Lemhannas RI, diwakili Kolonel Drs. Rosikin, sejumlah pembina dari Lemhannas RI, diantaranya Brigadir Jenderal (Brigjen) Sudarto, dan Mayor Indro. Acara yang digagas Dr. Sudianto, SE. M.Si. CTT. dan Syamsuddin Baharuddin berjalan lancar dan melahirkan beberapa rumusan diskusi yang akan ditindaklanjuti dalam rencana kerja lanjutan sesuai amanah Lemhannas RI, usai pengukuhan akhir tahun 2021 lalu.

Menampilkan pemantik diskusi Zulkarnain Hamson, S.Sos. M.Si. dengan memaparkan 8 poin temuan kajian alumni yakni; Dalam penelitian di 2017-2018 menemukan; 1) Hilangnya pemahaman sejarah perjuangan bangsa; 2) Percepatan teknologi komunikasi yang melenyapkan batas ideologi; 3) Platform literasi digital yang menjadi tren generasi Millenial dan Z; 4) Penyusupan ideologi kontra Pancasila yang menekan secara psikologis; 5) Pergerakan ekonomi yang menjadi penentu arah politik; 6) Berkembangnya paham anti agama, yang berdampak pada konflik horisontal; 7) Lambannya perubahan pola pendidikan kebangsaan pada generasi muda dalam mengukuhkan nilai-nilai nasionalisme; 8) Memudarnya keteladanan tokoh nasional dalam gaya komunikasi publik.

Dari Amerika Serikat, Dr. Hesti Armiwulan sebagai alumni mengemukakan pemikiran mendalam terkait Hak Azasi Manusia (HAM), kebijakan ketatanegaraan dan fenomena sosial kemasyarakatan yang terjadi bukan hanya di Indonesia melainkan dibanyak negara di dunia. Isu Lesbian Gay Biseksual dan Transgender (LGBT), diantaranya memerlukan telaah yang lebih mendasar, kaitannya dengan penerapan nilai-nilai Pancasila sebagai ideologi, yang dalam pandangannya memang sedang berproses mengikuti perubahan tatanan politik dan zaman yang tentu menarik untuk dikaji secara lebih mendalam.

Alumni yang sedang berada di Jerman, Defny Holidin, menyoroti prilaku Korupsi kaitannya dengan religiusitas masyarakat pada beberapa negara, termasuk Indonesia. Korupsi sebagai prilaku yang mengancam eksistensi pemerintah, juga negara dalam analisis Defny tidak berbanding lurus dengan status religius masyarakat di semua negara di dunia. Khusus untuk Indonesia, Defny yang sedang menyelesaikan studi doktoralnya menyebutkan diperlukan telaah kritis atas fenomena yang dinilainya menarik itu.

Pemantik diskusi dari Provinsi Bali, I Dewa Gede Ariana, dan Gery Sutanandi dari Kalimantan. Dalam penutupan acara disepakati akan berlanjut ke kajian rutin bulanan dan triwulan, juga akan menjadi bagian dari penerbitan naskah ilmiah di jurnal Lemhannas RI.(@)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles