Jumat, Oktober 11, 2024

Bertekad Mengubah Nasib, Sarifuddin Merantau dari Sukabumi ke Maluku Utara Jualan Pentol

KATADIA,MALUKU UTARA. || Sosok Sarifudin jauh jauh merantau tinggalkan tanah leluhur dan tanah kelahirannya di Desa Cikadu Sukabumi menuju Kawasan Timur Indonesia di Malifut Maluku Utara dengan satu impian bertekad mengubah nasib.

Kepada media Sabtu 2 Juli 2022 mengatakan, sejak 2015 tiba Malifut bersama teman-temannya, dengan impian yang sama mengubah nasib.Tinggal bersama pada rumah kos dengan ongkos sewa Rp 5 juta setahun, dengan beragam usaha mereka lakoni. Lokasi rumah kost itu di Desa Soma Kecamatan Malifut Kabupaten Halmahera Utara.

Pria kelahiran Sukabumi 31 Februari 1975 ini kemudian memulai usaha jual beli sepatu dan jualan coklat keliling. Dua usaha yang dirintis rupanya kurang menjanjikan sehingga beralih pada usaha jualan makanan pentol, katanya.

Jajanan pentol ini berasal dari Jawa Timur diracik dari tepung kanji dengan tambahan sedikit daging sapi atau ayam dan daun bawang dan seledri. Pentol ini dimasak dengan model bulat bulat kemudian direbus pakai air mendidih hingga mengapung sama pada proses pembuatan bakso.

Makanan yang banyak digemari anak-anak ini disajikan bersama saus tomat, kecap, saus kacang pedas. Menyantap makanan pentol ini dapat dilakukan pakai kuah atau pun tidak pakai kuah, ungkapnya.

Rutinitas Sarifuddin menjajakkan jualan pentol dimulai pada jam 08.00-12.00 WITA, karena pada jam itu anak anak sekolah sudah mulai ramai di sekolah masing masing dan anak anak ini suka jajan pentol dengan harga terjangkau.

Sesudah jam 12.00 WITA, dia kembali ke rumah kost untuk istrahat mempersiapkan jualan pada malam harinya, dia mulai star jualan pada sore jam 16.00 WITA sampai dengan jam 21.00 WITA, tandasnya.

Pendapatan didapat Sarifudin tidak menetu, kalau lagi ramai pembeli bisa mencapai kisaran Rp. 700.000 sampai Rp. 1.000.000,- tetapi jika kalau lagi sepi sekitar Rp.300.00,- Rp.500.000,-

Selaku penjual pentol dalam melayani pembeli harus senantiasa sabar dan terus menjaga kondisi fisik tubuh agar tetap fit dan sehat setiap saat. Selama di perantauan agak jarang kunjungi tempat rekreasi karena fokus pada juaalan pagi dan malam.

Kembali berkumpul dengan keluarga akan direncanakan setelah lebaran Idul Adha atau menjelah lebaran Idul Fitri dengan membawakan hasil jerih payah mencari sesuap nasi di perantauan.

Selagi usaha pentol masih tetap menjanjikan pendapatan setiap hari dia akan terus menjalani usaha ini, karena usaha jualan pentol menurutnya terbilang cukup mudah dan di daerah Malifut penjual pentol masih relatif kurang, sehingga dia akan tetap bertahan jualan di Maluku Utara, katanya.

Pekerjaan ini cukup menjamin ekonomi keluarga di tanah kelahirannya, karena itu dia tetap berusaha dan berdoa dan akan tetap konsisten pada usaha jualan pentol.

Sarifudin memiliki tiga orang anak, dua pria dan satu perempuan, anak pertama bernama Rahmatullah Sarifudin, lahir di Cikadu Sukabumi 27 Maret 1994, anak kedua bernama Chandika Ayusari, lahir 4 Oktober 1998 di Desa Cikadu dan anak ketiga Hendra Dermawan lahir di Kota Bandung 19 april 2001.

Pada masa masa pandemi Covid-19, pendapatannya sangat menurun karena sekolah di liburkan dan masyarakat juga di larang berkerumun apalagi keluar rumah, tetapi sekarang Alhamdulilah pendapatannya sudah mulai kembali normal seperti biasannya, katanya.*

 

 

Laporan: M. Aswin
Mahasiswa Ilmu Komunikasi Fisip Unismuh Makassar

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles