Kamis, Mei 9, 2024

Jagai Anakta’ sebagai Mitigasi Sosial pro Anak

KATADIA, MAKASAR ||Walikota Makassar, Mohammad Ramdhan “Danny” Pomanto meminta masyarakat untuk mengimplementasikan program Jagai Anakta.’ Program Jagai Anakta’ diluncurkan oleh Danny sapaan akrab Walikota Makassar sejak awal periode pertama kepemimpinannya selaku Walikota Makassar, tepatnya pada 23 April 2017 lalu.

Program mitigasi sosial tersebut setiap saat digemakan oleh Danny Pomanto pada setiap kesempatan untuk menghindari terjadinya kekerasan pada anak, baik itu sebagai korban kekerasan maupun sebagai pelaku kekerasaan, dan program Jagai Anakta’ ini perlu mendapatkan dukungan penuh dari masyarakat, terutama oleh orang tua, karena keberadaan program ini dapat mengurangi penyakit sosial kronis di masyarakat, terutama terkait dengan kekerasan bagi anak.

Perlunya mendukung program dan gerakan Pemerintah Kota Makassar terkait dengan mitigasi sosial, karena masih saja terjadi kekerasan fisik dan kekerasan seksual serta pelecehan seksual kepada anak, bahkan berujung pada kematian.

Peristiwa teranyar adalah penculikan disertai pembunuhan terhadap anak berusia 10 tahun bernama Muhammad Fadli Sadewa yang pelakunya berinisial AD (17) dan MF (14) dengan iming – iming uang Rp. 50.000, yang menggemparkan publik kota Makassar dan berujung pada pengrusakan tempat tinggal pelaku. Maksud penculikannya yang disertai pembunuhan tersebut akibat terobsesi untuk mengambil organ tubuh korban lalu menjualnya dengan harga fantastis di sebuah situs yang tidak jelas keberadaannya.

Dengan adanya kejadian tersebut, tentu masyarakat dan pemerintah perlu melakukan langkah – langkah preventif, sehingga tidak lagi terjadi hal serupa di kemudian hari. Pemerintah tentu harus melakukan fungsinya untuk senantiasa mengampanyekan perlunya orang tua menjaga anaknya. Masyarakat juga perlu memfungsikan agen – agen sosialisasi bagi anak.

Sosialisasi adalah proses sepanjang hayat yang menentukan perjalanan hidup seseorang untuk tetap eksis dalam komunitasnya. Diana Kendal (1998) dalam bukunya berjudul Sociology in Our Times: The Essentials, mengemukakan bahwa “Socialization is the lifelong process through which individuals acquire a self-identity and the physical, mental and social skills needed for survival in society.” Sosialisasi adalah proses seumur hidup dimana individu memperoleh identitas diri dan keterampilan fisik, mental dan sosial yang diperlukan untuk bertahan hidup dalam masyarakat.

Diana Kendal melanjutkan bahwa sosialisasi adalah hal mendasar dalam bertahan hidup dan untuk pembangunan masyarakat, dan juga penting untuk kestabilan suatu masyarakat. Untuk itu masyarakat, orang tua, dan anak perlu memfungsikan agen – agen sosialisasi bagi anak, di antaranya, keluarga, orang tua dan saudara; sekolah, kepala sekolah dan guru; lingkungan dan peer group (teman sebaya/teman bermain), dan media.

Diana Kendal (1998) mengatakan bahwa menurut para Sosiolog, agen – agen sosialisasi menurutnya adalah keluarga, sekolah, peer group, media dan tempat kerja, ajarkan kami tentang apa yang kami butuhkan untuk saya ketahui dan selanjutnya dapat digunakan untuk berpartisipasi dalam masyarakat.

Oleh karena itu, untuk dapat berperilaku dan bertutur kata yang santun dan baik, maka secara sosiologis, agen – agen sosialisasi tersebut harus dapat berfungsi dengan baik. Keluarga inti, seperti orang tua, bapak dan ibu harus dapat memberikan pendidikan informal kepada anak – anak mereka, seperti terkait dengan kejujuran, kearifan lokal, ilmu dan praktik keagamaan, dan cara – cara berkomunikasi dengan orang lain.

Bagi sekolah diharapkan melakukan transfer ilmu pengetahuan “knowledge sharing” dan akusisi pengetahuan “knowledge acquisition” melalui beragam cara sehingga anak dapat memperoleh pendidikan formal yang memadai untuk bekal hidupnya.

Demikian halnya dengan lingkungan dan teman sebaya (peer group) diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan kepada anak untuk dapat bersosialisasi dan eksis dalam lingkungan sosialnya. Agen sosialisasi tidak kalah penting lainnya adalah media.

Media yang juga sebagai salah satu pilar demokrasi diharapkan dapat memberikan fungsi – fungsi sosialisasi kepada anak, yakni dengan memberikan informasi dan pengetahuan kepada anak, yakni informasi yang mencerahkan sekaligus informasi yang dapat merajut harmoni dan mempertahankan keutuhan dan persatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

 

 

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles