Rabu, Mei 8, 2024

Hari Penyiaran Nasional, Danny Pomanto: Pertahankan Eksistensi Radio Melalui Kekuatan Narasi

KATADIA,MAKASSAR, || Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto mengatakan media penyiaran radio tetap bisa eksis di tengah era digital saat ini.

Banyaknya saluran media baru yang bermunculan tidak berarti radio kehilangan pendengarnya. Dikatakannya, radio memiliki keunggulan tersendiri. Kekuatannya terletak pada narasinya.

Hal itu disampaikan Danny Pomanto saat menjadi narasumber dalam talkshow Hari Siaran Nasional di Radio SC FM, Jalan Landak, Sabtu (04/1/2023).

Danny Pomanto tampil bersama Edy Thamrin, Praktisi Senior di Industri Penyiaran Radio, dan Riswan Muchsin, Komisioner KPID Sulawesi Selatan.

Mereka membahas ‘Keberadaan Industri Penyiaran Radio Sebagai Sub Sektor Ekonomi Kreatif Dalam Misi Mendukung Upaya Pemerintah Mewujudkan Kesejahteraan Masyarakat’.

Danny Pomanto mengatakan radio adalah ruang imajinatif. Dimana masyarakat dapat membayangkan informasi yang disampaikan oleh narasumber atau penyiar di radio.

Sehingga menurutnya kekuatan narasi pada media penyiaran radio penting untuk membangun kecerdasan masyarakat.

Termasuk menangkal hoaks yang saat ini semakin marak di media sosial. Banyak video hoax yang dijebak dan merugikan pihak tertentu.

“Dalam posisi seperti ini, kekuatan radio akan terisi kembali (menjawab pasang surut radio di era digital). Jadi kekuatan radio akan meningkat dengan hoaks,” kata Danny Pomanto.

Menurutnya, media penyiaran radio kuat dalam hal penyampaian pesan. Untuk itu, ia meminta teman-teman di radio berinovasi bagaimana membangun rapport dengan pendengar.

“Radio lebih kuat pesannya, di tempat yang tepat dan ke sumber yang tepat. Tinggal bagaimana akurasinya berubah menjadi kreatifitas dan persiapan dari teman-teman di radio,” ujarnya.

“Kedekatan kita dengan pendengar harus terus diteliti dan disempurnakan dengan inovasi-inovasi,” imbuhnya.

Misalnya, inovasi Pemkot Makassar seperti sepeda motor listrik ‘Tettere’ dan mobil listrik Co’mo (Commuter metromod) perlu diperkenalkan melalui narasi di radio kepada masyarakat luas. Termasuk program Jaga Anak.

“Radio seharusnya menjelaskan apa itu Co’mo. Bisa diperbaiki, diputar dengan narasi yang lebih santai. Jadi banyak penjelasan naratif yang lebih kuat dari video,” pungkasnya. (*)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles