KATADIA,MAKASSAR || Upacara gladi kotor dan gladi bersih dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun Republik Indonesia (HUT RI) ke-78 dipimpin secara langsung oleh Wali Kota Makassar, Moh Ramdhan Pomanto, di Anjungan Pantai Losari.
Dalam acara tersebut, Danny Pomanto, sapaan akrab Ramdhan Pomanto, juga terlibat langsung dalam pengibaran bendera dengan konsep baru yang dinamakan “Bunga Rampai”. Konsep ini melibatkan petugas dari Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) dan Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol-PP) Kota Makassar.
Wali kota yang telah menjabat selama dua periode ini tiba di lokasi sejak pukul 07.00 dan mengawal acara hingga selesai sekira pukul 10.30 WITA. Danny Pomanto memberikan panduan kepada petugas upacara dan seluruh perangkat upacara untuk memastikan kelancaran gladi.
“Diharapkan setiap peserta memberikan penampilan yang paling berkesan dan rapi, karena ini akan dinantikan oleh masyarakat. Jadikan penampilan ini yang terbaik dan menarik, bukan hanya di Indonesia tetapi juga di seluruh dunia,” ujar Danny di sela-sela acara pagi tadi.
Dia memberikan arahan kepada para petugas pengibaran bendera dengan posisi masing-masing titik dan formasi setengah lingkaran di samping panggung upacara.
Dengan melibatkan 78 orang dan sebuah bendera sepanjang 35 meter, petugas upacara akan mengibarkan bendera dengan konsep Bunga Rampai.
Dalam gladi ini, Danny Pomanto juga mengatur formasi para petugas upacara dengan tata letak yang rapi dan simetris.
Proses gladi dimulai dengan penyerahan bendera duplikat, diikuti dengan penampilan Paduan Suara Satpol PP yang menyanyikan mars “Makassar Jaya”. Pengibaran bendera merah putih dilakukan oleh Paskibra Kota Makassar.
Setelah pengibaran bendera, rangkaian upacara dilanjutkan dengan menyanyikan lagu “Hening Cipta”, pembacaan proklamasi, pembacaan UUD 1945, menyanyikan lagu “Hari Merdeka”, dan diakhiri dengan pembacaan doa.
Tahun ini, peringatan HUT RI di Makassar mengusung konsep “Bunga Rampai”. Konsep ini melambangkan kekuatan proklamasi seperti akar yang kuat dan Pancasila seperti bunga yang tersebar di laut.
Konsep ini menggambarkan bahwa dari akar proklamasi yang kokoh, lambang Pancasila mekar dan dirasakan oleh seluruh rakyat Indonesia.
