KATADIA,MAKASSAR || Laju perkembangan teknologi tidak dapat dibendung dan hampir memasuki seluruh sendi kehidupan masyarakat. Perkembangan teknologi tersebut punya kelebihan, tetapi punya pula kekurangan.
Laju perkembangan teknologi tidak akan menemukan kekurangan jika kemudinya dikendalikan oleh orang yang tepat.
Sebaliknya, kelebihan akan menjadi orientasi yang akan didapatkan di tengah kemajuan teknologi tersebut.
Hal ini terjadi pula dalam dunia pendidikan. Pembelajaran konvensional secara perlahan-lahan harus ditinggalkan. Secara garis besar, pembelajaran konvensional tidak ada larangannya.
Akan tetapi, kreasi dan inovasi harus selalu berkembang mengikuti zamannya agar tidak terjadi kestatisan dunia belajar.
Pembelajaran konvensional hanya terfokus pada peserta didik dan berorientasi pada nilai atau angka-angka.
Di sisi lain, mutu atau kualitas lulusan yang seharusnya prioritas menjadi hal yang sering diabaikan.
Hal ini tentunya tidak bisa dibiarkan berlarut-larut sehingga harus ada aksi nyata untuk mengatasi hal tersebut. Kepala UPT SPF SMP Negeri 26 Makassar menjawab tantangan ini dengan membangun sekolah berbasis metaverse.
Nur Rahmah., S.Pd., M.Pd. selaku Kepala UPT SPF SMP Negeri 26 Makassar membangun sekolah berbasis metaverse dengan tujuan menyatukan dunia nyata dengan dunia digital agar segala sesuatu yang berkaitan dengan pembelajaran bisa menjadi lebih efektif dan lebih mudah.
Sekolah berbasis metaverse ini menggunakan berbagai perangkat dalam menjalankan esensinya. Perangkat tersebut berupa perangkat keras seperti kacamata metaverse dan smartphone.
Ada pula perangkat lunak berupa aplikasi yang bisa diunduh dan diinstal di smartphone masing-masing.
Melalui perangkat-perangkat tersebut, semua elemen sekolah bisa memanfaatkannya. Peserta didik bisa mengenali sebuah objek secara virtual seperti sedang menikmati di dunia nyata.
Guru-guru pun bisa menuangkan media pembelajarannya pada perangkat tersebut untuk diaplikasikan dalam pembelajaran.
Dengan membangun sekolah berbasis metaverse, sekolah dengan gagah berani mengikuti perkembangan zaman dan akan selalu bisa mewadahi peserta didik sesuai dengan zamannya.
Secara tidak langsung juga, guru dan peserta didik akan cakap menggunakan teknologi.
Metaverse juga akan mendukung terciptanya lingkungan sekolah yang sehat untuk Proses Belajar Mengajar (PBM) sesuai dengan harapan pendidikan abad ke-21.
Ruang virtual yang tercipta pada metaverse ini akan selalu memperhatikan kecakapan kognitif dan psikomotorik, keluhuran sikap, kemampuan literasi, dan yang paling utama ialah penguasaan teknologi.
Selain itu, ruang virtual tersebut dapat pula digunakan sebagai sarana mempromosikan sekolah agar lebih dekat di hati masyarakat.
Masyarakat tidak perlu berjalan dan mengeluarkan dana untuk melihat secara langsung lingkungan sekolah.
Cukup dengan duduk dan mengakses ruang virtual, masyarakat bisa melihat segala sisi sekolah secara detail(**)