Minggu, Mei 19, 2024

Praktik Aborsi Marak Bukti Rusaknya Masyarakat!

Oleh: Ika Rini Puspita, S.Si (Penulis Buku ‘Negeri 1/2’)

KATADIA || Kasus maraknya dispensasi pernikahan, karena kasus hamil di luar nikah pada anak merupakan fenomena gunung es. Belum lagi soal aborsi, tindakan pemuda yang amoral dkk. Pemberitaan lewat televisi, sosmed, dan secara langsung kita jumpai di sekeliling buat geleng-geleng kepala. Innalillahi, kenapa bisa demikian. Jika generasi seperti ini, apa yang bisa kita harapkan dan siapa yang harus bertanggung jawab atas fakta ini?

Seperti kasus yang pernah viral tahun sebelumnya di Jakarta Pusat Polisi mengungkap klinik di Jalan Raden Saleh, Senen, Jakarta Pusat, sudah beroperasi selama 5 tahun. Selama kurun waktu 2019-April 2020, klinik tersebut telah mengaborsi ribuan janin dengan jumlah 2.638 pasien,” jelas Dirkrimum Polda Metro Jaya Kombes Tubagus Ade Hidayat dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jakarta, Detik.com (18/8/2020).

Waktu hanya dua tahun, satu klinik telah mengaborsi janin 2.638 pasien. Angka yang cukup mengagetkan, parah ini. Apa kabar klinik yang lain dan di daerah yang lain, seperti Makassar misal? Dan apa kabar kasus aborsi yang dilakukan sendiri tanpa melibatkan tenaga medis atau klinik? Tentu, jumlahnya akan lebih lagi.

Seperti kasus di Makassar, polisi mengungkap penyebab kematian sales promotion girl (SPG) berinisial RLA (27) di Makassar, Sulawesi Selatan (Sulsel) yang hamil di luar nikah. Pacar RLA berinisial MRS (26) memasukkan pil aborsi ke kelamin korban untuk menggugurkan kandungan (detiksulsel, 16 Oktober 2023).

Di daerah Jakarta Timur, seorang Pak RT syok karena menyadari selama ini tertipu pemilik salon dan perkantoran. Rupanya bukan salon kecantikan, ternyata tempat tersebut dijadikan lokasi klinik ilegal di Jalan Tanah Merdeka, RT 06/RW 06, Rambutan, Ciracas, Jakarta Timur digrebek karena menyediakan jasa aborsi ilegal. (Tribunjatim.com, 5/11/2023).

Maraknya aborsi, menjadi tanda rusaknya Masyarakat. Jika generasi doyan aborsi apa yang bisa di harapkan ke depannya?

Kasus Aborsi yang terus berulang seyogianya ditindaki tegas. Tapi apalah daya, kita kurang serius menyelesaikan masalah besar ini. Aborsi berulang karena sanksi yang kurang tegas! Kita tentu ngeri membayangkan janin-janin tidak berdosa harus meregang nyawa. Mereka bahkan belum sempat melihat wajah dan kasih sayang kedua orang tuanya. Kita juga tidak akan sanggup membayangkan sakit yang janin itu rasakan. Raga mereka yang begitu mungil dipaksa keluar dengan alat vakum yang menyakitkan, lantas dibuang begitu saja ke tempat pembuangan. Sungguh mengiris nurani dan perasaan. Hati nurani seakan sirna, innalillahi. Padahal di luar sana, masih banyak pasangan yang menantikan kehadiran anak, sedih sekali rasanya.

Mengapa bisa demikian, kalau kita melihat karena generasi terjerumus dalam pergaulan bebas, buah sistem rusak baik dalam sistem pendidikan, sistem informasi, juga sistem sanksi. Semuanya ikut berperan penting.

Maraknya kasus aborsi menunjukkan buruknya sistem kehidupan kita hari ini. Muda mudi bisa berduaan secara terang-terangan tanpa ada yang menegur. Mereka berinteraksi layaknya suami istri hingga berujung kehamilan yang tidak direncanakan. Jika sudah demikian, kemungkinannya hanya dua, diaborsi atau dibuang. Sungguh biadab! Pornografi dan pornoaksi ada di mana-mana. Aurat bebas ditampakkan tanpa batas. Dorongan terhadap syahwat bertebaran di media bahkan sengaja di jajakan.

Di sisi lain, dakwah amar makruf nahi mungkar malah dihalangi atau dipersulit masuk ke sekolah-sekolah dan ruang lingkup lainnya. Jadilah pergaulan bebas tanpa kendali.

Sistem pergaulan yang bebas tanpa batas (liberal) ini akhirnya berdampak buruk pada hilangnya nyawa. Janin manusia seolah tiada harga, dibuang begitu saja di saluran pembuangan setelah sebelumnya dihancurkan dengan cairan kimia. Ngeri sekali ya Allah. Belum lagi, kasus pembuangan bayi di jalan, tempat sampah, sungai, dan sebagainya. Mereka dibuang begitu saja hingga terluka, bahkan sampai tidak bernyawa. Hati nurani manusia sekarang sudah mati, melebihi hewan! Hewan saja menyayangi anaknya, lah manusia dibuang.

Maraknya aborsi dan pembuangan bayi ini menunjukkan bahwa sistem liberal gagal melindungi nyawa manusia, padahal nyawa manusia sangatlah berharga. Dalam Islam, hilangnya satu nyawa manusia merupakan urusan yang sangat berat timbangannya.

Mirisnya lagi, aborsi aman Internasional disuarakan untuk mencegah kematian ibu berbagai resiko lainnya. Dan memberikan hak reproduksi bagi perempuan sesuai yang dikampanyekan dunia setiap 28 September. Dicap sebagai solusi dunia, padahal justru memperparah keadaan. Sama halnya dengan pendapat maaf, pakai ini agar aman (baca: alat kontrasepsi). Seolah masyarakat diperbolehkan berbuat tak senonoh asal pakai pengaman.

Solusi Sistem Islam

Mengguritanya kasus aborsi adalah dampak dari penerapan sistem pergaulan yang serba bebas, disamping juga lemahnya sistem hukum terhadap pelaku maksiat atau kejahatan. Pergaulan yang “sehat” diatur dalam Islam. Islam mengatur pergaulan antara laki-laki dan perempuan agar tidak terjerumus pada khalwat (berdua-duaan) dan ikhtilat (campur-baur antara laki-laki dan perempuan) apalagi zina.

Aturan tersebut tidak untuk mengekang “kebebasan” berinteraksi, berkumpul atau berorganisasi. Namun supaya manusia terjauhkan dari akibat buruk free sex yang kebablasan. Jadi Islam menjaga individu-individu manusia agar terhindar dari perbuatan zina, maksiat dan sejenisnya.

Dalam konteks negara, maka sistem Islam akan memberlakukan sanksi hukum tegas terhadap pelaku maksiat atau kejahatan. Negara tidak akan melegalkan aborsi akibat KTD dan pemerkosaan karena ini justru akan melegalkan free sex, karena bagaimanapun pelaku aborsi dalam kasus ini bukan semata-mata sebagai korban tapi juga ikut andil mengambil gaya hidup bebas seenaknya sendiri tanpa aturan dari Sang Pencipta.

Negara akan menerapkan sistem Islam yang akan berjuang menegakkan syariat Islam di seluruh aspek kehidupan agar masyarakat terbebas dari kasus asusila yang serupa. Ini adalah bentuk perlindungan berlapis sistem Islam melawan kasus kemaksiatan yang ada. Semoga dengan demikian, tindakan tak bermoral di tengah-tengah masyarakat dapat dihentikan. Wallahu a’lam.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles