Sabtu, Juli 27, 2024

Fluktuatif Harga Pangan, Peran Negara Di Pertanyakan?

Oleh : Masitah (Pegiat Media Maros)

KATADIA || Harga komoditas bahan pangan mengalami kenaikan dan penurunan. Harga pangan yang naik adalah beras premium, bawang merah, bawah putih, cabai rawit merah, daging sapi murni, telur ayam, dan gula konsumsi. Sementara beras medium, cabai merah keriting, daging ayam, tepung terigu, ikan bandeng, minyak goreng kemasan sederhana, jagung peternak, ikan kembung, dan ikan tongkol mengalami penurunan.

Berdasarkan panel harga pangan Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras premium mengalami kenaikan 0,40 persen menjadi Rp 15.020 per kilogram jika dibandingkan dengan harga pekan lalu Minggu, 19 November 2023. Kenaikan juga terjadi pada bawang merah dan bawang putih. Bawang merah naik 0,52 persen menjadi Rp 29.160, sedangkan bawang putih naik 0,84 persen menjadi Rp 35.860. Harga cabai rawit merah naik 0,38 persen menjadi Rp 82.370 dan sebagainya. (tempo.co)

Harga Pangan Fluktuatif

Hampir setiap tahun harga pangan mengalami kenaikan dan penurunan. Entah apa yang menjadi landasannya mengapa harga pangan sering mengalami harga yang fluktuatif. Besar kemungkinan di dasari oleh cuaca yang tak menentu. Hanya saja persoalan seperti ini sering terjadi, sehingga Pemerintah seharusnya sudah mengambil antisipasi untuk mengatasi jika hal ini terjadi. Seolah tak masuk akal, karena tidak ada solusi pasti yang ditawarkan untuk mengatasinya. Bukan itu saja, hampir disetiap hari besar keagamaan kerap kali terjadi juga kenaikan harga yang tak masuk akal. Potret seperti ini tentu menjadi pertanyaan besar.

Indonesia merupakan negara agraria. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), agraris memiliki tiga pengertian, yaitu: (1) pertanian atau tanah pertanian, (2) mengenai pertanian atau cara hidup, dan (3) bersifat pertanian. (detik.com).

Oleh karena itu, sumber pangan kita dapat dikatakan cukup besar dan mampu untuk memenuhi seluruh kebutuhan masyarakat. Juga dapat disimpan di lumbung Pemerintah semisal untuk mengantisipasi tahun paceklik atau cuaca ekstrim. Misalnya beras, jagung, gula dan sebagainya yang memungkinkan bisa bertahan untuk jangka waktu yang lama.

Peran Sistem Kapitalisme Dalam Mekanisme Pasar

Tidak mengherankan jika terjadi fluktuatif harga pasar. Karena pada dasarnya sistem Kapitalisme yang dianut saat ini memberikan kebebasan pada mekanisme pasar. Para pemilik modal bebas menentukan harga jual. Ditambah dengan adanya hukum permintaan menjadikan wajar saja jika terjadi harga yang tak masuk akal pada harga jual. Ini menjadi kesempatan besar pula bagi para penjual untuk meraup keuntungan. Tak jarang para penjual berlaku curang dengan cara menimbun barang. Amburadul, sebutan cocok untuk mekanisme pasar saat ini. Maindset materi menjadi tolak ukur untuk berlomba-lomba mengejar keuntungan. Apalagi biaya hidup yang serba mahal. Tingginya gaya hidup menjadi motivasi untuk jor-joran mengejar materi. Hal ini menyebabkan segala persoalan mulai bermunculan. Bahkan berpotensi memunculkan berbagai kriminalitas, misalnya preman pasar dan sebagainya.

Pada dasarnya Kapitalisme bukanlah solusi untuk menyelesaikan problem saat ini. Apalagi dalam mekanisme pasar, yang merupakan salah satu pusat putaran perekonomian. Sistem Kapitalisme telah gagal untuk menyelesaikan persoalan ini, nyatanya hapir setiap tahun harga pangan naik turun. Seperti tahun lalu harga minyak goreng yang begitu mahal dan langka, tidak tau pula apa penyebabnya. Masih banyak contoh kasus serupa dan sama saja tak ada solusi pastinya.

Mirisnya Pemerintah saat ini belum memberikan solusi untuk mengatasi masalah ini. Permasalahannya Indonesia merupakan negara agraria dan penghasil hasil pertanian yang besar. Karena persoalan kenaikan harga sering berulang sudah sepatutnya tindakan preventif dipikirkan. Namun sangat mustahil jika masih di bawah sistem kendali Kapitalisme dengan pasar bebasnya. Sehingga sudah saatnya beralih ke sistem yang memberikan solusi tuntas untuk mengatasi persoalan tersebut, baik dari sisi pencegahan, saat terjadi persoalan dan pasca persoalan. Sistem tersebut hanyalah Islam, tidak ada sistem lain yang mampu meyelesaikan berbagai persoalan selain Islam.

Islam Solusi Berbagai Persoalan

Islam bukan sekedar sebuah agama mahdo’ belaka, melainkan Islam merupakan sistem kehidupan. Yang didalamnya memiliki peraturan hidup, mulai dari hubungan manusia dengan Pencipta, hubungan manusia dengan dirinya dan hubungan manusia dengan manusia lainnya (muamalah). Seluruhnya diatur secara lengkap dan terperinci, disebutkan pula di dalam Al-Qur’an dan As-sunnah. Telah pula di praktekan selama 14 abad lamanya dengan menorehkan tinta emas, sejarah gemilang selama peradabannya.

Islam menjadi solusi tepat untuk berbagai persoalan kehidupan terutama masalah perekonomian. Islam memiliki sistem terperinci dalam mekanismenya termasuk pasar. Tidak jadi persoalan dalam menentukan harga, tetapi tidak dibenarkan jika harganya tak masuk akal. Selain itu, untuk mengantisipasi terjadinya cuaca ekstrim dan sebagainya, tentu Pemerintahan Islam akan menyiapkan tindakan preventif untuk mengatasinya. Apalagi jika kasusnya terjadi berulang, Pemimpin selaku Kepala Negara tentunya akan mempersiapkan segala sesuatunya sebelum terjadi. Pada dasarnya dalam Islam Pemimpin merupakan ra’in (pelayan) bagi masyarakat sehingga memiliki tanggung jawab besar bagi masyarakatnya.

Harga-harga yang tak masuk akal, bahkan fluktuatifnya harga tentu akan diselesaikan dengan tuntas. Karena menyangkut dengan kebutuhan pangan masyarakat. Sejatinya yang kita butuhkan saat ini hanyalah penerapan Islam secara keseluruhan untuk menyelesaikan problematika hidup. Memperbaiki ketakwaan individu dan terwujudnya kesejahteraan masyarakat, keadilan bahkan keamanan. Setiap hajat hidup masyarakat pun bisa terjalan dalam Sistem Islam. Wallahu’alam

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles

Sorry Bro