Sabtu, Juli 27, 2024

Buruknya Sistem Ekonomi, Nyawa Bayi Harus Menghilang

Oleh : Nur Winda Pratiwi (Pegiat Media Maros)

KATADIA || Baru-baru ini telah terjadi kasus seorang ibu membunuh anaknya yang baru ia lahirkan dengan cara menenggelamkannya di dalam ember yang berisi air.

Dikutip dari kumparanNEWS Perempuan yang kesehariannya bekerja sebagai buruh itu membunuh bayinya sendiri dengan cara menenggelamkan ke ember berisi air setelah dilahirkan.

Yah alasannya lagi-lagi karena hal ekonomi. Ia tidak menginginkan kehadiran bayi ketiganya tersebut karena tak memiliki cukup biaya untuk merawatnya.

Sistem ekonomi Indonesia saat ini memang sangat buruk. Padahal Indonesia memiliki berjuta kekayaan sumber daya alam, baik di darat maupun di laut. Yang apabila dikelola dengan baik dan benar mampu untuk memenuhi kebutuhan jutaan warga negara.

Pemenuhan kebutuhan primer, sekunder dan tersier masyarakat akan dapat dipenuhi, sehingga masyarakat tidak perlu terlalu resah akan perekonomiannya. Pada dasarnya negara memang memiliki kewajiban untuk memenuhi semua kebutuhan rakyat.

Namun disayangkan, karena negeri ini mengemban sistem kapitalisme sekularisme sebagai dasar perekonomian. Hal ini menjadikan segala sumber daya alam yang dimiliki negara pengelolaannya diprivatisasi dan dikuasai oleh pemilik modal atas nama investasi.

Nyatanya hal ini membuat masyarakat makin kesulitan bukan hanya dari sisi pemenuhan kebutuhan, melainkan lapangan pekerjaan juga sulit. Apalagi saat ini biaya hidup begitu mahal dan manusia tidak bisa membedakan lagi antara kebutuhan dan keinginan, mendorong mereka untuk bekerja keras.

Selain itu, ini menyebabkan juga mental manusia pun tidak stabil. Banyak potret kehidupan kelam masyarakat yang memperlihatkan begitu keras persaingan hidup menjadikan nyawa sebagai taruhan.

Rendahnya perekonomian masyarakat dapat mempengaruhi kehidupan masyarakat.
Inilah potret buram sistem kapitalisme, memisahkan agama dari kehidupan bukanlah cara yang tepat untuk menyelesaikan problem hidup.

Sistem kapitalisme mempraktikkannya dan memperlihatkan bagaimana bobroknya ketika agama dipisahkan dari kehidupan manusia. Halal dan haram bukan lagi standar perbuatan manusia. Orientasi kehidupan pun hanya tertuju pada materi belaka.

Kesenangan hidup menjadi prioritas utama untuk dipenuhi. Ketakwaan individu hilang, kontrol masyarakat apalagi bahkan negara abai. Rakyat dirangkul hanya saat pesta demokrasi (pemilu) diberikan janji manis, saat sudah naik rakyat dibiarkan begitu saja.

Sebaliknya, pemilik modal difasilitasi, bahkan undang-undang direvisi semata-mata untuk kepentingan investasi. Saat masyarakat bersuara melalui demonstrasi diabaikan. Wakil rakyat yang diharapkan untuk menjadi penghubung suara nyatanya terbelenggu atas nama kepentingan.

Kehidupan masyarakat jatuh pada jurang kehancuran, persoalan hidup satu per satu bermunculan. Bahkan dari anak usia dini sampai dewasa menjadi korban dan pelaku kejahatan. Sanksi yang tidak tegas bahkan masih bisa disesuaikan sesuai kepentingan pun tidak memberi efek jera bagi pelaku kejahatan.

Sesungguhnya sistem kapitalisme benar-benar tidak bisa menjadi landasan hidup. Karena aturan hidup lahir dari kejeniusan akal manusia yang memiliki keterbatasan. Sehingga aturan tadi hanya menjadi sumber kerusakan ditengah-tengah kehidupan.

Saat ini yang dibutuhkan adalah solusi tuntas untuk mengatasi problem hidup, sehingga tidak ada lagi nyawa yang melayang semata-mata karena ekonomi. Selain itu, ibu pun bisa kembali pada fitrah penciptaannya, tidak perlu keluar bekerja untuk membantu perekonomian keluarga.

Sejatinya peran dan tugas seorang ibu adalah menjadi sekolah pertama bagi anaknya dan pengatur rumah tangga. Anak-anak pun tidak perlu menjadi korban dari kejamnya kehidupan saat ini.

Hanya Islam yang mampu menyelesaikan problem hidup saat ini. Karena aturan Islam berasal dari Pencipta manusia sehingga memungkinkan untuk mengatur kehidupan. 1400 tahun lamanya pun menjawab kegemilangan dan keagungan Islam dalam menjalankan sistem kehidupan, misalnya dalam pengelolaan perekonomian.

Dalam sistem Islam, Khalifah akan memberikan pelayanan dan lapangan pekerjaan kepada setiap kepala keluarga dengan gaji yang sesuai tentunya, sehingga tidak ada keluarga yang ekonominya sulit.

Selain itu juga, di dalam Islam setiap laki-laki dewasa di wajibkan untuk bekerja dan tidak tinggal di rumah bermalas-malasan.

Pengelolaan sumber daya alam pun akan dikembalikan ke negara yang bertanggung jawab untuk mengelola sesuai peruntukannya. Tidak ada sumber daya alam yang akan diprivatisasi apalagi jika bersifat umum misalkan tambang.

Keberadaan baitul mal dalam pemerintahan Islam menjadi tepat sasaran dalam hal memanfaatkan maupun mendistribusikan semua hal pengelolaan yang dikelola oleh negara.

Semua kebutuhan rakyat terpenuhi serta infrastruktur terbangun sesuai peruntukannya, bahkan 8 asnaf yang disebutkan dala Al-Qur’an akan mendapatkan haknya.

Potret nyatanya bisa dilihat saat masa ke Khalifahan Harun Ar-Rasyid yang tidak ditemukan lagi orang miskin, sebab tata kelola kenegaraan yang tepat sasaran. Karena setiap pemimpin negara memahami bahwa jabatan adalah sebuah amanah yang kelak akan dipertanggungjawabkan dihadapan Pencipta.

Dalam sistem Islam, Khalifah akan bertanggungjawab dalam mengurusi dan melayani masyarakatnya. Memperhatikan satu persatu masyarakatnya sehingga tidak ada satu keluarga pun yang mengalami kesulitan ekonomi. Dalam Islam ada yang namanya kepemilikan individu contohnya rumah, tanah (dengan luas tertentu), uang dan kendaraan.

Yang berarti hal-hal tersebut adalah hak setiap individu. Kemudian yang kedua ada kepemilikan umum contohnya air, Padang rumput dan api. Dalam hadis riwayat Abu Dawud dan Ibnu Majah

Rasulullah sallahu’alaihi wasallam bersabda: “Kaum Muslim bersekutu dalam tiga hal: air, Padang rumput dan api.” Yang berarti adalah tidak boleh ada privatisasi atas ketiga hal tersebut. Yang terakhir adalah kepemilikan negara contohnya zakat, jizyah, kharaj dan ghanimah. Dan semua keuntungan pengelolaan akan dikembalikan untuk kesejahteraan masyarakat. Wallahu’alam

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles

Sorry Bro