Sabtu, September 21, 2024

Usman Jasad: Kesalehan Individu Lahirkan Kesalehan Sosial

KATADIA MAKASSAR || Dalam ceramahnya pada Pengajian Bulanan Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Makassar yang dirangkaikan dengan Perayaan Maulid Nabi Muhammad SAW, Ketua Lembaga Dakwah Komunitas Muhammadiyah Sulawesi Selatan, Dr. Usman Jasad, menyampaikan pandangan mendalam tentang hubungan antara kesalehan individu dan kesalehan sosial.

Acara tersebut digelar di Masjid Subulussalam Al-Khoory, Kampus Unismuh, Jalan Sultan Alauddin, Makassar, pada Selasa, 17 September 2024.

Dalam ceramahnya, Dr. Usman Jasad, yang akrab disapa Ustadz Ujas, menegaskan bahwa Islam tidak hanya mengajarkan pentingnya membangun pribadi yang baik (kesalehan individu), tetapi juga bertujuan menciptakan masyarakat yang baik (kesalehan sosial).

“Idealnya, kesalehan individu itu mampu melahirkan kesalehan sosial, tetapi kenyataan yang sering terjadi adalah kesalehan individu belum mampu melahirkan kesalehan sosial,” ungkapnya.

Acara pengajian dan perayaan Maulid Nabi ini dihadiri oleh berbagai tokoh penting Unismuh, termasuk Wakil Rektor I Dr. Burhanuddin, Wakil Rektor II Prof. Andi Sukri Syamsuri, Wakil Rektor III/IV Dr. KH Mawardi Pewangi, serta para pimpinan fakultas, dosen, karyawan, dan mahasiswa.

Ustadz Ujas memberikan contoh konkret dalam ceramahnya dengan menyebutkan bahwa orang yang rajin beribadah namun masih berperilaku tidak jujur atau tidak peduli terhadap sesama, belum sepenuhnya mencapai tingkat kesalehan sosial.

“Kalau ada orang yang berpuasa tetapi sering berbohong, berqurban tapi sering mengorbankan orang lain, atau rajin shalat tapi mengabaikan fakir miskin, itu berarti orang tersebut hanya memiliki kesalehan individu dan belum mencapai kesalehan sosial,” jelas Ustadz Ujas.

Ia juga mengutip Surah Al-Ma’un, ayat 1-3, yang menyebut bahwa orang yang mendustakan agama adalah mereka yang menghardik anak yatim dan tidak mendorong untuk memberi makan orang miskin. Menurutnya, individu yang tidak memiliki kesalehan sosial, meskipun rajin beribadah, disebut mendustakan agama. “Puasa, qurban, haji, dan shalatnya dianggap dusta karena dia tidak memiliki kesalehan sosial,” tambahnya.

Masyarakat Madani: Wujud Kesalehan Sosial

Lebih lanjut, Ustadz Ujas menekankan bahwa salah satu bentuk nyata dari kesalehan sosial adalah terbentuknya masyarakat madani. Ia menjelaskan bahwa istilah ‘madani’ berasal dari kata Arab ‘tamaddun’ yang berarti peradaban, yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai ‘civilization’. Rasulullah SAW, menurut Ustadz Ujas, diutus untuk mengubah masyarakat jahiliyah yang biadab menjadi masyarakat madani yang berakhlak mulia.

“Masyarakat yang berakhlak itulah yang disebut sebagai masyarakat madani. Sebaliknya, masyarakat yang tidak berakhlak adalah masyarakat jahiliyah. Sebagai contoh, masyarakat yang membuang sampah pada tempatnya adalah masyarakat madani, sementara yang membuang sampah sembarangan adalah masyarakat jahiliyah,” terang Ustadz Ujas.

Beliau juga mengaitkan konsep masyarakat madani dengan perilaku sehari-hari, seperti ketertiban dalam berlalu lintas dan menjaga kebersihan lingkungan, yang menjadi ciri masyarakat beradab.

Ustadz Ujas menegaskan bahwa masyarakat madani adalah masyarakat yang menjalankan amar ma’ruf nahi munkar, yaitu mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.

Menurut Ustadz Ujas, terdapat empat ciri utama dari masyarakat madani. Pertama, lingkungannya bersih. Kedua, lingkungan tersebut tertata dengan baik. Ketiga, masyarakat madani menghargai perbedaan. Dan keempat, masyarakat madani menjalankan tugas amar ma’ruf nahi munkar.

Dengan pemaparan tersebut, Ustadz Ujas berharap agar kesalehan individu yang ada dalam diri setiap Muslim mampu melahirkan kesalehan sosial, sehingga terbentuk masyarakat madani yang penuh dengan kebaikan dan akhlak mulia.

Ia juga menegaskan pentingnya setiap individu untuk tidak hanya fokus pada ibadah ritual, tetapi juga pada kepedulian sosial terhadap lingkungan dan sesama.

Acara yang berlangsung hikmat ini diakhiri dengan doa bersama dan diskusi interaktif seputar tema yang diangkat, sebagai bagian dari upaya memperkuat hubungan antara kesalehan individu dan kesalehan sosial dalam kehidupan sehari-hari.(**)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles