Selasa, April 30, 2024

Kisah Selembar Surat Cinta Ulfiah Nur Yusuf untuk Chaidir Syam

Oleh: Bachtiar Adnan Kusuma

Hari ini tepat delapan tahun pasangan H.A.S.Chaidir Syam dan Hj. Ulfiah Yusuf mengarungi perahu cintanya, setelah sepakat membuat deklarasi cinta yang hakiki di depan penghulu, pada 20 Juni 2013. Karena itu, Jika buku ini adalah catatan perjalanan hidup, maka tidak lengkap kalau tidak ada cerita tentang cinta. Itu adalah bumbu wajib yang harus ada dalam setiap racikan cerita. Inilah kisah cinta pasangan Chaidir Syam dan Ulfiah Yusuf yang dibentangkan kembali untuk mengenang delapan tahun yang lalu. Seperti apa kisahnya, H.A.S.Chaidir Syam menceritakan kepada penulis.

Saya mengalami cinta, bukan pada pandangan pertama. Wanita yang menjadi pendampingku kini adalah teman SMA dulu di Maros. Saya bukan korban cinta pertama, tapi korban”witingtresnojalaransokokulino”. Cinta itu tumbuh karena sering Bersama. Tapi tidak sepenuhnya juga begitu. Dulu semasa di SMA, perasaan kami biasa saja. Ya, sudahlah. Lewat jalur apapun itu, yang jelas cinta kami sudah bersemi. Begitulah cinta, kadang membingungkan memang.

Sejak SMA saya sudah mengenalnya. Apakah sejak itu juga benih cinta sudah tumbuh? Entahlah. Yang jelas dalam pandangan saya, dia adalah perempuan yang baik. Juga punya kemandirian. Sifat keibuannya juga bagus. Sangat bisa dipercaya. Makanya waktu di Kelas 1 SMA, saya dipercaya sebagai Ketua Kelas dan dia menjabat Bendahara kelas. Namanya Ketua dan Bendahara, pasti intensitas ketemu dan berkomunikasinya cukup sering. Di situlah kami mulai dekat.

Oh iya, lupa memperkenalkan si dia yang telah menjadi separuh bagian hidupku. Perkenalkan Namanya Ulfiah Nur Yusuf. Selama di SMA, meskipun dekat dan sering bertemu, kami tidak pernah saling naksir. Apalagi sampai mengungkapkan cinta. Sama sekali tidak. Masa-masa Bersama di SMA kami lalui begitu saja. Normal-normal saja. Seperti teman biasa. Melihat Ulfiah, seperti melihat teman siswi lainnya. Belum ada yang spesial. Kalau sedikit rasa di hati, ya, adalah. Namanya sering bertemu, sering berkomunikasi. Pasti lama-lama akan muncul perasaan berbeda. Masalahnya Ulfiah sudah punya pacar, sehingga saya tidak terlalu menanggapi rasa berbeda yang ada.

Hanya ada beberapa teman yang iseng. Maklumlah anak SMA, yang ceritanya tidak jauh-jauh dari urusan hati dan cinta. Mungkin karena melihat saya yang cukup dekat dengan Ulfiah, akhirnya ada yang menjodoh-jodohkan. Mencandai saya dengan Ulfiah sementara terlibat cinta monyet. Kalau sekarang saya bertemu dengan mereka, ingin sekali saya katakan kalau dulu yang mereka kira cinta monyet sekarang sudah menjadi cinta sejati nan halal. Malah ada beberapa orang yang menawarkan jasa untuk menjadi mak comblang antara saya dan Ulfiah.

“Untuk apa saya pakai Mak Comblang? Setiap hari saya ketemu. Dia bendaharaku. Kalau memang suka, saya bisa bilang langsung sendiri. Pernah dulu, saya masih ingat, Ulfiah bersama teman-temannya mengerjai saya. Dia menulis surat cinta untuk saya. Dan katanya itu surat dari seorang artis. Siapalah saya ini, sampai dikirimi surat oleh seorang artis. Ternyata Ulfiah sendiri yang menulis surat itu. Saya tetap santai. Menanggapinya biasa-biasa saja. Sudah tumbuhkah cinta di situ? Entahlah.

Lulus dari SMA, saya dan Ulfiah mengambil jalan yang beda-beda. Singkat kisah, kami harus berpisah. Masing-masing akan berjalan mencari cita-citanya sendiri. Cukup lama kami berpisah. Komunikasi yang terjalin pun alakadarnya. Setelah kami berpisah, kami bertemu jodoh masing-masing. Merajut kebahagiaan rumah tangga dengan pasangan kami sendiri.

Lima belas tahun berlalu sudah. Berkat kehendak Allah kami bertemu kembali. Uniknya dengan kondisi yang sama. Kami sama-sama pernah menjalani babakan rumah tangga yang pertama, yang sudah berakhir. Inilah indahnya skenario Allah. Kami dipisahkan pada saat yang tepat. Saat dimana kami hendak meraih masa depan masing-masing. Dan kembali Allah pertemukan, lagi-lagi pada kondisi yang tepat pula. Saat masing-masing kembali hidup sendiri, setelah melalui rumah tangga yang ternyata Allah takdirkan tidak abadi.

Dia sendiri dan saya pun sendiri. Lalu mengapa kita tidak menyatukan diri? Apalagi kami sudah saling kenal sejak lama. Sedikit banyak, sudah tahu pribadi masing-masing. Kami memutuskan untuk menikah tanggal 20 Juni 2013. Sama-sama ini adalah pernikahan yang kedua. Masa lalu itu ada bukan untuk dibiarkan begitu saja berlalu. Masa lalu adalah bahan pembelajaran untuk menapaki masa depan yang lebih cerah. Tentang rumah tangga yang dulu, ambil saja sisi positifnya. Anggap saja itu cara Allah untuk mendidik kami, agar bisa berumah tangga yang lebih baik lagi.

Cerita tentang cinta, tidak selamanya berkisah tentang perjuangan mendapatkan jodoh. Cerita cinta masih berlanjut, sampai pada bagaimana mendidik buah hati hasil perpaduan cinta. Kalau soal Pendidikan anak, saya termasuk orang yang detail dan perfeksionis. Saya begitu, karena dulu melihat dan merasakan langsung bagaimana ayah dan ibu mendidik saya.

Pendidikan yang saya utamakan adalah pembinaan akhlak. Akhlak yang pertama, akhlak yang utama. Dan kalau sudah bicara akhlak, maka wajib untuk menomorsatukan Pendidikan agama. Itu sudah harga mati. Karena akhlak, erat kaitannya dengan prinsip-prinsip kita dalam beragama. Untuk mencapai impian luhur itu, maka perlu kerja sama antara sekolah dan orang tua. Tidak boleh orang tua menyerahkan sepenuhnya Pendidikan anak kepada sekolah.

Setelahnya lepas tanggungjawab. Karena merasa sudah mencarikan anak Pendidikan terbaik dan mengeluarkan uang yang tidak sedikit untuk biaya sekolah anaknya. Ini prinsip yang salah. Pendidikan anak tetap tanggungjawab orang tua. Sekolah sekadar membantu untuk lebih membuat Pendidikan jadi sistematis dan formal.

Akhlak luhur yang berusaha kami ajarkan kepada anak-anak, sama sekali tidak menggunakan pendekatan teoritis. Biarkanlah di bangku sekolah mereka dapatkan pembahasan tentang teori itu. Saya menggunakan pendekatan teladan dalam mendidik anak-anak. Dan memang ini cara yang paling efektif. Kalau mau anak kita rajin salat, misalnya. Tidak perlu repot-repot mengajarkan teori tentang salat. Cukup berikan teladan. Orang tuanya tunaikan salat. Maka itu akan menjadi inspirasi untuk mereka.

Prinsip Pendidikan yang kami terapkan di keluarga juga menggunakan kaidah persahabatan. Jadi orang tua bukan sosok yang merasa diri di atas segala-galanya. Setiap perkataannya adalah benar, tanpa boleh dibantah. Anak-anak ikut saja tanpa punya hak dan kesempatan bicara. Itu yang sangat saya hindari. Saya di hadapan anak-anak, berusaha menjadi sahabat. Jangan sampai mereka sungkan dengan orang tuanya sendiri. Saya adalah sahabat bagi mereka. Sehingga komunikasi yang terjalin di antara kami bisa lebih cair dan mengalir. Anak-anak merasa bebas bercerita kalau punya masalah.

Orang tua adalah tempat curahan hati (curhat) yang paling baik. Tidak perlu mereka curhat ke orang lain, apalagi ke tempat yang salah. Banyak anak sekarang, yang terjerumus kejalan yang salah, lantaran keliru memilih tempat curhat. Mau curhat kepada orang tua, tapi mereka bukan tempat curhat yang asyik. Jarang punya waktu untuk keluarga dan berbagai kendala lainnya. Itu yang berusaha saya hindari. Sesibuk apapun, harus ada waktu untuk anak-anak.

Saya punya setumpuk kesibukan di luar rumah. Sementara istri saya pun begitu. Dia adalah seorang tenaga apoteker di Puskesmas Lau Kecamatan Lau, Kabupaten Maros. Kami berdua sama-sama bekerja. Masing-masing ingin mengejar karier. Tapi waktu dan kehadiran kami untuk anak, tidak bisa ditawar. Hadir yang sebenar-benarnya hadir. Hadir secara maknawi juga hakiki.

Kemandirian, juga adalah nilai yang betul-betul berusaha kami tanamkan kepada seluruh anak. Kemandirian bukan sekadar mampu mengurusi kebutuhannya sendiri. Lebih dari itu. Mereka harus bisa mandiri dalam makna bisa berpikir sendiri, lalu memutuskan hendak mengambil yang mana. Tidak perlu selalu tergantung kepada orang lain. Be your self. Anak-anak harus merdeka dalam menentukan pilihan hidup. Orang tua fungsinya sebagai pengawas saja. Selama yang dipilih itu benar, silakan. Lanjutkan.

 

 

 

 

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles