KATADIA, SELAYAR || Lokasi pengungsian dan tenda-tenda hunian yang sampai hari ke 49 pasca bencana masih dihuni oleh warga korban gempa di Kecamatan Pasilambena, Kabupaten Kepulauan Selayar, Sulawesi Selatan, dijadikan locus perhatian tim relawan tanggap bencana (RTB) yang berpos 1×24 Jam, di Desa Garaupa Raya.
Selain tenda pengungsian dan hunian darurat, tim relawan tanggap bencana juga terus memonitor setiap bentuk potensi bencana selama berlangsungnya cuaca ekstrem, termasuk musibah pohon tumbang yang dipicu oleh angin kencang.
Relawan tanggap bencana yang berpos selama kurang lebih sebulan terakhir, di Desa Garaupa Raya, mencatat terdapat sedikitnya dua kejadian pohon tumbang selama berlangsungnya cuaca ekstrem.
Angin kencang yang mulai bertiup sejak awal bulan Februari 2021 lalu, diduga menjadi pemicu tumbangnya pohon kelapa dan tanaman pohon pepaya yang berlokasi di area UPT SMPN 13 Garaupa Raya.
Beruntung, karena pohon kelapa yang tumbang, tidak sempat menimpa bangunan gedung sekolah dan ataupun perumahan guru yang berada tidak jauh dari titik lokasi kejadian.
Kendati tidak sempat menelan korban. Akan tetapi, catatan kejadian tersebut, tak luput dari perhatian posko relawan tanggap bencana.
Koordinator relawan tanggap bencana (RTB) Andi Fadly Daeng Biritta menguraikan, hal ini merupakan wujud perhatian, kepedulian, serta bentuk rasa sayang dan cinta tim RTB kepada warga korban gempa.
Lebih jauh ia berharap, agar catatan kejadian pohon tumbang akan menjadi pijakan dasar dan sekaligus penguatan alasan, penetapan Garaupa Raya sebagai salah satu desa rawan bencana di musim cuaca ekstrem.
Selain itu, kehadiran back up tenaga relawan lokal dinilai menjadi sebuah hal yang urgent untuk dipertimbangkan dalam rangka untuk mempercepat langkah penanganan awal pada saat terjadinya bencana, dan atau insiden kejadian lain yang berpotensi menelan korban sebelum tibanya tim BKO dari luar. (*)
Laporan DC
