Sabtu, Mei 4, 2024

Pencanangan Konsumsi TTD, UPT Puskesmas Lamuru Sasar Pelajar MTs

KATADIA, WATAMPONE || Anemia banyak terjadi pada masyarakat terutama pada remaja putri dan ibu hamil. Anemia pada remaja putri sampai saat ini masih cukup tinggi. Sehingga baik dari pihak Sekolah maupun pihak UPT Puskesmas berharap kegiatan Pencanangan Konsumsi Tablet Tambah Darah (TTD) bisa rutin demi meningkatkan derajat kesehatan terhadap remaja.

Kegiatan TTD dilaksanakan di MTs Lamuru, Kecamatan Lamuru Kabupaten Bone, meliput kegiatan aktivitas fisik, Sarapan Bersama dengan menu GERMAS, Pemeriksaan Hb, Pengukuran Tambah Status Gizi serta konsumsi TTD, Selasa (05/04/2022).

Kegiatan tersebut dilaksanakan atas kerjasama Kepala Sekolah dan Guru MTs.Lamuru, UPT Puskesmas Lamuru, Promkes, Kesorga dan UKS/M.

Kepala MTS Lamuru, Risnawa Anggraini, S.SP.I sangat merespon kegiatan Pencanangan TTD begitupun para Siswanya dengan menunjukkan antusias dalam kegiatan tersebut begitu pun Kepala Sekolah yang selalu mendampingi di setiap jenis kegiatan.

“Anemia merupakan salah satu masalah kesehatan di seluruh dunia, terutama negara berkembang, yang diperkirakan 30 persen penduduk dunia menderita anemia,” kata Kasie Promkes Dinkes Bone, H.Marzuki, SKM, M.Kes.

Jumlah remaja putri yang minum TTD 54 orang, Kegiatan aktifitas fisik/senam bersama diikuti siswa Laki laki 48 orang dan Perempuan 54 orang.

Dari catatan yang diperoleh dari Kegiatan Provinsi Sulsel World Health Organization (WHO/2013), prevalensi anemia dunia berkisar 40 hingga 88 persen,

Sedangkan Hasil Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) 2018, lanjutnya, proporsi anemia ibu hamil di Indonesia sebesar 48,9 persen. Remaja putri yang mendapat tablet tambah darah (TTD) sebesar 76,2 persen. Tidak mendapat TTD sebesar 23,8 persen.

Kemudian, remaja putri yang mendapat TTD di sekolah 80,9 persen, tidak mendapat TTD 19,1 persen. Konsumsi TTD remaja putri kurang 52 butir sebesar 98,6 persen dan lebih 52 butir sebesar 1,4 persen.

Perempuan mengalami anemia, akan sangat berbahaya pada waktu hamil dan melahirkan. Perempuan yang menderita anemia akan berpotensi melahirkan bayi dengan berat badan rendah (kurang dari 2,5 kilogram.

Selain itu, lanjutnya, anemia dapat mengakibatkan kematian baik pada ibu maupun bayi pada waktu proses persalinan.

“Upaya untuk mencegah dan mengatasi anemia di Kabupaten Bone telah banyak dilakukan. Intervensi gizi dilakukan bersama-sama dengan memperbaiki determinan gizi seperti kemiskinan, pendidikan, penyakit infeksi dan pemberdayaan perempuan,”

Lanjut, pencegahan yang bisa dilakukan adalah pemenuhan kebutuhan zat gizi bagi remaja putri, meningkatkan akses terhadap air bersih dan fasilitas sanitasi serta menjaga kebersihan lingkungan.

“Yang tak kalah penting adalah pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri,”

Kemudian, pendidikan gizi masyarakat dan memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi, serta gizi pada remaja.

“Manfaat tablet tambah darah untuk remaja putri antara lain pintar, cantik dan sehat,”

 

Laporan Andi Syafri Azis

 

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles