KATADIA,PANGKEP || Sumber di internal Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Pangkep, mengungkapkan perbedaan sikap terhadap hasil verifikasi Partai Politik (Parpol) menjadi faktor penyebab konflik yang mengarah pada perseteruan dan kemudian dilaporkan Aminah Komisioner KPU divisi Teknis Penyelenggaraan Pemilu, ke Polres Pangkep sebagai tindak penganiayaan oleh Rohani Komisioner KPU divisi Perencanaan Data dan Informasi, saat rapat pleno rutin setiap Senin.
Bibit pertengkaran sudah dimulai sehari sebelumnya itu terlihat di grup WhatsApp KPU Pangkep. Tanpa diduga akan menjadi perseteruan fisik. Rohani diketahui tidak berhenti meminta kepada Aminah, agar menyerahkan file Berita Acara (BA) hasil verifikasi Parpol calon peserta Pemilu 2024, namun jawaban yang diterima selalu terkesan mengelak, dengan alasan tidak membawa laptop, belum lagi berdalih bahwa dokumen fisik (hasil print) sudah diserahkan. Ketidakpuasan Rohani berlanjut hingga rapat Senin 2 Januari 2023, yang berbuntut terjadinya peristiwa pelemparan vas bunga.
Alasan Rohani, kekesalannya memang dipicu dirinya merasa tidak dihargai, bahkan terkesan Aminah menunjukkan sikap tidak hormat kepada Burhan Ketua KPU Pangkep. Kekesalan pada sikap Aminah, memuncak saat Ketua KPU dalam rapat menyinggung lagi soal soft file BA yang langsung disikapi Aminah dengan memukul meja dan memecahkan vas bunga, sembari bersuara lantang. Rohani yang merasa diintimidasi oleh sikap Aminah refleks menarik vas bunga dan melemparkan ke tembok, namun apesnya Aminah berdiri dan lemparan itu mengenai pelipisnya.
Rohani mengaku menyesal dan tidak bermaksud melemparkan kepada korban dengan maksud melukai, apatahlagi menurutnya, Aminah itu dinilainya seperti saudara, hanya emosi sesaat yang tak dibayangkannya akan melukai korban. Juga sikapnya lebih karena merespon sikap Aminah yang saat rapat pleno internal terkesan mengintimidasi komisioner lain dalam ruang rapat. Karena tersinggung dengan sikap Aminah yang terkesan menyembunyikan BA, apalagi berdasarkan pemberitaan nasional diantaranya Tempo, kuat dugaan BA menyimpan data manipulasi hasil verifikasi Parpol di Pangkep.
Kisruh soal BA hasil verifikasi Parpol saat ini persidangan berlangsung di Badan Pengawas Pemilihan Umum (BAWASLU) Provinsi Sulsel. Senin (2/1/23). Mendapat tanggapan pengamat pada saat dialog akhir tahun yang diselenggarakan forum dosen yang menyebutkan Pemilu 2024 adalah ujian integritas bagi penyelenggara. Tudingan manipulasi data verifikasi Parpol harus dijawab dengan membuka prosesnya kepublik, demi kewibawaan penyelenggara dan pencapaian hasil pemilu yang berkualitas.
Seperti pemberitaan Portal Berita Parepos, Senin 2/1/23 Kasat Reskrim Polres Pangkep, IPTU Laode M. Jefri membenarkan adanya kejadian di Kantor KPU Pangkep. Laode menjelaskan, bersitegangnya kedua komisioner berujung pada laporan Aminah ke Polres Pangkep. Aminah harus ke klinik untuk meminta visum lantaran mengalami luka pada pelipis. Hasil visum di Rumah Sakit Batara Siang (RSBS) Pangkep menjadi dasar laporan polisi.
Saat ini penyidik Satreskrim Polres Pangkep masih melakukan pemeriksaan terhadap saksi-saksi, juga kedua komisioner ini masing masing membuat laporan. Sebagai antisipasi dan proses mediasi KPU Sulsel, dipimpin Ketua Faisal Amir dan anggota komisioner UPI Hastati, sudah mendatangi KPU Pangkep dan meminta agar semua pihak menahan diri untuk tidak bersikap emosional.
Melalui rekaman suaranya Rohani menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Pangkep, kepada Aminah dan komisioner KPU Pangkep beserta jajaran staf, dengan menyebutkan bahwa tidak ada maksud dirinya melakukan penganiayaan. Semata-mata sikap refleks dan karena merasa tidak dihargai permintaan soft file BA yang dipegang Aminah selalu menolak diserahkan kepada komisioner lain, sedangkan KPU Kabupaten Pangkep sudah menjadi berita nasional terkait hasil verifikasi Parpol.(@)
