Kamis, Mei 2, 2024

Kepemimpinan Meta di Perguruan Tinggi

Sukardi Weda

Guru Besar Universitas Negeri Makassar

Tipe kepemimpinan meta atau meta leadership sangat diperlukan dalam memimpin sebuah organisasi, baik itu organisasi bisnis, industri, organisasi kemasyarakatan, partai politik, organisasi pemerintahan, BUMN, Perguruan Tinggi, organisasi kemasyarakatan pemuda (OKP), organisasi profesi, organisasi paguyuban, ketua komite sekolah, NGO, dan lain sebagainya.

Lalu apa yang dimaksud dengan meta leadership yang akhir – akhir ini menjadi salah satu topik bahasan menarik dalam studi manajemen dan knowledge management (KM)?. Sebelum secara detail membahas mengenai meta leadership atau kepemimpinan meta ini, terlebih dahulu dihadirkan tentang definisi kepemimpinan itu sendiri.

Menurut Kevin Kruse, kepemimpinan adalah “A process of social influence, which maximizes the efforts of others towards the achievement of goal,” yaitu sebuah proses pengaruh sosial yang memaksimalkan usaha orang lain (bawahan) untuk pencapaian tujuan organisasi. Sejalan dengan Kevin Kruse, Gary Yukl (1998) mengemukakan bahwa kebanyakan definisi mengenai kepemimpinan mencerminkan asumsi bahwa kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal ini pengaruh yang disengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk menstruktur aktivitas – aktivitas serta hubungan – hubungan di dalam sebuah kelompok atau organisasi.

Peter Drucker mengatakan “The only definition of a leader is someone who has followers.” Jadi inti dari kepemimpinan adalah bahwa seorang pemimpin memiliki pengikut, yakni pemimpin yang ketika dia mendelegasikan atau menugaskan sesuatu kepada bawahannya, maka bawahannya itu dengan sigap melakukan tugas yang diberikan kepadanya, bukan mengiyakan di depan pemimpin tersebut, tetapi tidak dikerjakan di belakang.

Itulah sebabnya, seorang pemimpin harus memperlihatkan kepemimpinan yang humble, rendah hati, bukan pemimpin yang arogan, tetapi pemimpin yang asertif, yakni pemimpin yang dalam menyampaikan sesuatu kepada bawahannya secara tegas namun tetap menghargai dan menjaga perasaan bawahannya.

Kembali pada kepemimpinan meta. Meta leadership atau kepemimpinan meta adalah framework dan practice method yang dikembangkan melalui penelitian dan observasi leaders action dalam situasi yang penuh tekanan (Andreasta Meliala, 2020 ). Andreasta menambahkan bahwa dalam meta leadership, terdapat dimensi leading up yaitu lead kepada super system, leading down yaitu lead kepada subordinate, leading beyong yitu lead kepada stakeholders atau masyarakat yang tidak berhubungan langsung, dan juga leading across yaitu kepada unit – unit yang ada di sekitar.

Faktor kunci dari meta leadership, selain kapasitas memengaruhi adalah mengelola organisasi sebagai bagian dari ekosistem dan memahami kondisi lingkungan, tentang siapa, bagaimana peran dan tanggungjawabnya, juga bagaimana hubungannya (FK-KMK UGM, 2020). Tujuan dari meta leadership adalah untuk membantu pemimpin dalam sebuah organisasi untuk memimpin dan mengelolah organisasi secara efektif dalam situasi yang sangat kompleks (Marcus, L.J., dkk. 2015).

Melihat peran penting dan keberhasilan dari meta leadership ini dalam perusahaan dan organisasi multi nasional, maka sangat penting untuk dilirik oleh para pemangku kepentingan di Perguruan Tinggi (Universitas), terutama bagi top leader, yaitu para presiden atau para rektor universitas.

Di dalam meta leadership, ada sejumlah dimensi yang perlu diterapkan oleh lealder, yaitu adanya hubungan ke atas, hubungan ke bawah, hubungan kepada seluruh pemangku kepentingan, baik stakeholder internal maupun stakheloder eksternal (masyarakat), dan hubungan antar unit di Perguruan Tinggi itu, seperti hubungan antar lembaga, hubungan antar fakultas, antar UPT, antar jurusan, dan antar program studi, dan lain – lain.

Dalah hubungan – hubungan tersebut, tentu peran top leader (rektor), sangat penting untuk secara bersama – sama mengawal kebijakan demi terwujudnya tujuan bersama yaitu tujuan organisasi, atau pencapaian visi Perguruan Tinggi.

Untuk terwujudnya visi misi organisasi, maka dibutuhkan pemimpin puncak organisasi yang dapat mengelolah organisasi dengan baik tanpa tensi konflik yang terlalu tinggi, tanpa adanya konflik laten, yaitu konflik disfungsional yang akan merusak kinerja organisasi. Juga diperlukan pemimpin yang dapat secara bersama – sama mewujudkan visi organisasi melalui tim work yang super, itulah meta leader.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles