Sabtu, Mei 18, 2024

Pintu Literasi, Wadah Belajar bagi Generasi Muda di Dataran Tinggi Gowa

KATADIA,GOWA || Ramlah, S.Sos, Founder Pintu Literasi, tak ingin hanya berpangku tangan melihat desa-desa di Dataran Tinggi Kabupaten Gowa, Sulawesi Selatan, tertinggal dibanding mereka yang ada di perkotaan. Wanita asal Tompobulu, Desa Tanete, Sarroangin, ini lantas mendirikan sebuah komunitas yang diberi nama Pintu Literasi.

Ketika ditanya, mengapa diberi nama Pintu Literasi? Alumni Prodi Sosiologi Agama Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar ini menjelaskan, pintu adalah kunci utama memasuki rumah. Sedangkan literasi adalah seni belajar, membaca, dan mengaplikasikan di dalam kehidupan yang sedang dijalani.

“Pintu Literasi dengan penamaannya diharapkan mampu menjadi wadah bagi generasi muda untuk belajar, bereaksi dan peka terhadap lingkungan sekitar,” jelas perempuan yang akrab disapa Rara itu melalui WhatsApp, Jumat, 13 Januari 2023.

Rara saat ini tengah kuliah Magister di UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, dengan jurusan Studi Agama-Agama Konsentrasi Sosiologi Agama. Dia bersyukur, Pintu Literasi sudah menapak usia 2 tahun. Memperingati ulang tahunnya, Pintu Literasi mengadakan beberapa lomba, seperti mewarnai, membaca puisi, dan lomba katto-katto yang lagi populer.

Komunitas ini didirikan pada tanggal 30 Desember 2020. Tujuannya, membumikan literasi pada generasi muda dengan sistem kolaborasi dan pengaplikasian pada kehidupan sehari-hari. Sejauh ini program dan kegiatan Pintu Literasi berupa lapak baca di Kedai Literasi, kajian online dan offline, kegiatan lomba literasi, kegiatan sosial, dll. Produk yang sudah dihasilkan berupa buku antologi serta sumber daya manusia yang berintelektual literasi.

Setelah dua tahun berjalan, Rara mengaku ada tantangan yang dihadapi. Yakni, penggerak di dalam bidang literasi, dan minimnya pemuda yang ingin bergerak. Juga kesadaran orang tua hingga generasi muda akan pentingnya literasi di dalam kehidupan mereka sehari-hari. Beruntung, dia dapat dukungan dari pemerintah setempat, berupa support dengan hadirnya di beberapa kegiatan.

Meski begitu, dia tetap berharap bentuk dukungan nyata dari pemerintah dan stakeholder terkait. Berupa ikut menopang dan mensosialisasikan pentingnya literasi pada masyarakat dan pemuda.

Rara dan teman-temannya di Pintu Literasi sudah punya rencana-rencana ke depan. Antara lain, Kedai Literasi yang bisa menjadi perpustakaan tempat produktif bagi anak-anak, pemuda dan masyarakat dalam melaksanakan kegiatan literasi. Kegiatan-kegiatannya mencakup banyak hal, bukan hanya membaca saja namun segala hal kegiatan masyarakat seperti ekonomi, pertanian, dan budaya.

“Kami juga ada kegiatan sosial setiap bulannya. Yakni, Sedekah Duafa dan memiliki donatur tetap di Komunitas Pintu Literasi yang setiap bulannya disalurkan kepada para duafa di beberapa desa dan kelurahan di Tompobulu,” tambah Rara.

Dalam menjalankan program, dia mengedepankan kolaborasi dan kerja sama demi membumikan Dataran Tinggi cakap literasi. Baginya, Pintu Literasi akan menjadi wadah yang diminati semua kalangan.

Namun, support dari elemen terkait, dalam hal ini masyarakat dan pemerintah, sangat diperlukan dalam membumikan literasi di Dataran Tinggi Gowa, mencakup Tompobulu, Biringbulu dan Bontolempangan, tiga kecamatan di kaki Gunung Bawakaraeng. (*)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles