Senin, Mei 13, 2024

Tingkatkan Komunikasi Kemitraan, BKKBN Sulsel Perkuat Sinergitas Lintas Sektor Turunkan Angka Stunting

KATADIA,MAKASSAR || Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan menggelar Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Kemitraan untuk memperkuat sinergi dan kolaborasi lintas sektor dalam upaya Percepatan Penurunan Stunting di Sulawesi Selatan di Swiss Bellin Hotel Panakukang , Selasa (29/03/23).
.
Dengan tema “Sinergi Implementasi Kegiatan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penanggulangan Stunting Bersama Mitra Kerja”, kegiatan ini dibuka oleh Gubernur Sulawesi Selatan yang diwakili oleh Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana ( DP3P2KB) Provinsi Sulawesi Selatan, Andi Mirna, SH.
.
Andi Mirna dalam sambutannya mengatakan kegiatan ini merupakan langkah strategis dalam merumuskan kebijakan bersama terkait pelaksanaan program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana (Bangga Kencana) dan Percepatan Penanggulangan Stunting (PPS) di Sulawesi Selatan.
.
“Kegiatan ini merupakan momentum bersama dalam menumbuhkan semangat dan percaya diri untuk dapat berperan dalam menciptakan Sumber Daya Manusia yang unggul dan menciptakan manusia yang berkualitas dan berdaya saing di Sulsel,” ujar Andi Mirna.
.
Lebih lanjut, Andi Mirna menegaskan, kunci penanggulangan stunting adalah konvergensi lintas sektoral antara pemangku kepentingan dan mitra kerja terkait di semua level daerah, baik di Provinsi, kabupaten, kecamatan hingga Desa, kelurahan.
.
Hasil evaluasi pelaksanaan percepatan penurunan stunting di Sulawesi Selatan berdasarkan data Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) menunjukkan bahwa penurunan angka stunting di Sulawesi Selatan kurang maksimal hanya 0,2 persen dari 27,4 persen. persen pada tahun 2021 menjadi 27,2 pada tahun 2022.
.
Untuk itu, Andi Mirna mengharapkan keterlibatan seluruh elemen pemerintah, swasta dan masyarakat untuk bersinergi mengatasi masalah stunting ini.
.
Deputi Bidang Pelatihan dan Pengembangan BKKBN, Prof. drh. Muh. Rizal M. Damanik, MRepSC, PhD dalam sambutannya melalui zoom meeting mengatakan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penanggulangan Stunting merupakan program strategis karena berkaitan langsung dengan upaya peningkatan kualitas dan kesejahteraan masyarakat.
.
“Saat ini Program Bangga Kencana menghadapi tantangan yang cukup kompleks sehingga diperlukan kemitraan yang kuat untuk mencapai target program yang ada. Diharapkan seluruh jajaran di BKKBN memperkuat kemitraan dalam penanganan stunting,” harap Prof Rizal.
.
Prof Rizal menambahkan, Program Percepatan Penanggulangan Stunting merupakan Program Prioritas Nasional yang harus didukung bersama. BKKBN sebagai koordinator pelaksana tidak dapat bekerja sendiri, karena masalah stunting sangat kompleks yang mencakup semua sektor sehingga memerlukan dukungan, komitmen, kepedulian dan partisipasi serta kerjasama dari para pemangku kepentingan dan mitra kerja di semua tingkat daerah di Indonesia,” jelas Prof. Rizal
.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Dra. Hj. Andi Ritamariani, M.Pd dalam kesempatan tersebut mengatakan stunting merupakan kondisi gagal tumbuh kembang pada anak akibat kekurangan gizi kronis yang disebabkan oleh faktor multidimensi, sehingga memerlukan dukungan lintas sektoral.
.
“Kolaborasi berbagai elemen sangat diharapkan dalam penanganan stunting, baik pemerintah, masyarakat, dunia usaha, akademisi maupun media, sehingga penguatan jaringan kemitraan sangat penting dalam mencapai tujuan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting. di lapangan,” kata Andi Rita
.
Andi Rita mengatakan, berbagai upaya telah dilakukan untuk mendukung percepatan penurunan stunting, antara lain dengan membentuk Tim Percepatan Penanggulangan Stunting (TPPS) tingkat provinsi hingga desa dan membentuk Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan Stunting. Satgas Stunting) di provinsi dan kabupaten kota.
.
“Kami telah membentuk Tim Pendampingan Keluarga yang terdiri dari bidan, kader TP PKK dan kader KB dengan total 6682 tim atau sebanyak 20.048 orang yang bertugas melakukan pendampingan kepada keluarga beresiko yaitu remaja calon pengantin, hamil perempuan, ibu nifas, anak di bawah 2 tahun, kata Andi Rita
.
Selain itu, lanjut Andi Rita “Telah dibentuk Tim Audit Kasus Stunting yang terdiri dari unsur Tim Teknis dan Tim Pakar yaitu Dokter Spesialis Anak, Dokter Kandungan, Ahli Gizi dan Psikolog yang melaksanakan tugas mengidentifikasi risiko dan penyebab risiko pada kelompok sasaran berdasarkan Pengawasan data PK21 kata Andi Rita
.
BKKBN juga berupaya mendorong keterlibatan semua pihak melalui program Ayah dan Bunda Anak Asuh Stunting (BAAS) yaitu gerakan gotong royong seluruh elemen bangsa dalam percepatan penurunan stunting dengan langsung menyasar keluarga yang berisiko stunting. melalui pemberian bantuan.
.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles