Selasa, Mei 7, 2024

Kapus Malua Optimalkan Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Enrekang

KATADIA,ENREKANG || Marliana SST, yang menjabat sebagai Kepala Puskesmas Malua selama 18 tahun, telah berkomitmen untuk memberikan pelayanan kesehatan yang menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di wilayahnya.

Marliana secara aktif berkoordinasi dengan dinas kesehatan Enrekang dalam upaya meningkatkan kualitas pelayanan bagi pasien di Puskesmas Malua.

Dalam upaya meningkatkan pelayanan kesehatan, Marliana telah memastikan bahwa fasilitas di Puskesmas Malua memadai.

Saat ini, Puskesmas Malua telah mencapai akreditasi Madya dengan status rawat inap. Puskesmas ini dilengkapi dengan dua orang dokter, satu dokter umum, satu dokter gigi, serta ruang UGD dengan empat tempat tidur.

Namun, Marliana mengusulkan untuk memindahkan ruang UGD ke depan puskesmas agar lebih mudah diakses oleh pasien. Meskipun ada lahan kosong milik warga di sebelah Puskesmas, keputusan akhir tetap berada di tangan dinas kesehatan.

Marliana juga mengungkapkan bahwa Puskesmas Malua memiliki dua unit mobil ambulans. Salah satu digunakan untuk mengantar jenazah warga, sedangkan satu lagi digunakan untuk mengantar pasien yang dirujuk ke tempat lain. Selain itu, di Puskesmas juga terdapat instalasi pengolahan air limbah (IPAL).

Selama pandemi COVID-19 melandai, jumlah pasien yang datang berobat ke Puskesmas Malua mengalami peningkatan yang signifikan.

Saat ini, setiap bulannya terdapat sekitar 300 hingga 400 pasien yang berkunjung ke Puskesmas. Ini merupakan lonjakan dibandingkan dengan masa pandemi, ketika jumlah pasien menurun drastis.

Marliana menyatakan bahwa Puskesmas Malua memiliki lebih dari 100 ASN (Aparatur Sipil Negara), namun jumlah tenaga kesehatan masih terbatas.

Sebanyak 30 ASN bertugas di Puskesmas, sementara sisanya ditugaskan di Pustu, polindes, dan poskesdes yang berjumlah 13 unit. Ujarnya pad Senin 24 Juli 2023

Selain itu, Puskesmas Malua telah memprioritaskan penanganan stunting, terutama di Kecamatan Malua yang menempati urutan kedua dari seluruh kabupaten Enrekang dengan jumlah risiko tertinggi.

Terdapat empat desa di area Locus Stunting, yaitu Desa Dulang, Tangru, Buntu Batuan, dan Dante Malua. Penanganan stunting dilakukan melalui pemberian makanan tambahan (PMT) selama 90 hari, dengan bantuan anggaran yang diberikan kepada kader posyandu untuk menyediakan menu gizi sesuai kebutuhan anak-anak yang berisiko stunting.

Di samping itu, di Desa Bonto, Pustu telah berfungsi dan sudah memiliki tenaga kesehatan (bidan) serta alat kesehatan.

Namun, pembangunan sarana air Pustu ini masih dalam tahap penyelesaian. Meski begitu, Marliana menegaskan bahwa pelayanan tetap berjalan maksimal walaupun bangunan Pustu belum sepenuhnya selesai.

 

 

 

Laporan Ani Hasan

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles