Minggu, Mei 19, 2024

Prof Ahmad M Sewang: Saya Menulis Bukan untuk Komersialisasi

KATADIA,MAKASSAR || “Menulis itu mesti jadi hobi, biar rutin dilakukan,” kata Prof Ahmad M Sewang, yang bulan ini genap berusia 71 tahun.

Pria kelahiran Pambusuang, Polman, Sulbar, 11 Agustus 1952 itu, berbincang tentang aktivitas menulisnya dengan Rusdin Tompo, Koordinator Perkumpulan Penulis Indonesia Satupena Provinsi Sulawesi Selatan. Senin, 7 Agustus 2023, Ahmad M Sewang sengaja mengundang Rusdin Tompo ke rumahnya di Kompleks Griya Fajar Mas Blok K/22, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar.

Guru Besar Universitas Islam Negeri (UIN) Alauddin Makassar, pagi itu memberikan 3 judul buku yang ditulisnya kepada Rusdin Tompo. Ketiga buku itu, masing-masing “Kontroversi Maulid Nabi Muhammad saw dan Ucapan Selamat Merayakan Natal Nabi Isa as” (2023), “Persatuan Umat dan Saling Memahami Perbedaan” (2020), dan buku “Rihlah ke Mancanegara” (2023).

“Saya menulis dan menerbitkan buku bukan untuk komersil,” ungkapnya.

Prof Ahmad M Sewang memang rutin membagikan tulisan-tulisannya di berbagai platform media sosial. Tulisannya, antara lain, kerap dibagikan di grup WhatsApp Satupena Sulawesi Selatan. Di organisasi ini, ia merupakan salah seorang Dewan Penasihat.

Diakui, untuk rutin menulis seperti itu juga tidak mudah. Karena dia kadang mesti mengingat kejadian-kejadian yang sudah lampau. Jadi sering ia bertanya pada temannya terkait ketepatan tanggal kejadiannya.

Ahmad M Sewang sudah menerbitkan sejumlah buku. Dia menulis “Autobiografi Di Mana Ada Kemauan Di Situ Ada Jalan” (2017), “Islamisasi Kerajaan Gowa (Pertengahan Abad XVI Sampai Pertengahan Abad XVII)” (2005), Hubungan Agama dan Negara (Pemikiran Politik Buya Hamka)” (2011), dan “Peranan Orang Melayu dalam Perkembangan Islam di Sulawesi Selatan” (2013).

Selain menerbitkan buku-buku yang mengupas sejarah Islam, dan buku tema keagamaan, pria yang pernah mendapat beasiswa penelitian dan studi metodologi sejarah di Leiden University, Belanda, ini juga menerbitkan buku Antologi Puisi “Selalu Ada Jalan Keluar” (2015). Ia begitu bersemangat kalau berbicara tema keagamaan dan keberagaman, yang tercermin pula dalam tulisan-tulisannya.

Berbagai seminar skala internasional dan study tour sudah pernah diikuti, antara lain di Prancis, Iran, Mesir, Australia, Malaysia, Brunei, Italia, Amerika Serikat, Belgia, Jerman, Swiss, Inggris, Spanyol dan Jepang. Ada sekira 14 negara yang sudah dikunjungi.

“Sesuai cita-cita di masa kanak-kanak, akhirnya lima benua sudah saya kunjungi,” terangnya.

Meski produktif menulis, Ahmad M Sewang juga dikenal aktif berorganisasi. Ia merupakan Ketua Umum DPP IMMIM, Ketua Dewan Pakar ICMI, Asosiasi Profesor Indonesia (API), dan pengurus di Al-Markaz Alslami.Ahmad M Sewang yang meraih gelar doktor pada bidang Sejarah Peradaban Islam di IAIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, itu mendorong siapa saja untuk menulis.

Dia sendiri, katanya, sudah menyediakan dana untuk menulis dan menerbitkan buku-bukunya. Menariknya lagi, dia cenderung tidak mengkomersilkan buku-bukunya itu, biar semakin banyak orang membaca gagasan dan pemikirannya.

“Saya senang juga kalau teman-teman di Satupena rajin menulis,” katanya memberi motivasi. (*)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles