KATADIA,MAKASSAR || Penjabat Gubernur Sulawesi Selatan, Dr. Bahtiar Baharuddin, M.Si, menegaskan penanggulangan stunting sebagai fokus utama dalam upaya pemerintah. Pernyataan ini disampaikan saat membuka Rapat Koordinasi Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) di Ruang Rapim Kantor Gubernur Sulsel hari Selasa (12/09/23).
Rapat koordinasi ini melibatkan seluruh Kepala Organisasi Perangkat Daerah (OPD) dan mitra kerja terkait. Hadir pula Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin, SH, MM., serta Kepala Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak (DPPKBP3A) Takalar, dr. Asriadi Ali, Sp.N, MAP.
Percepatan penurunan stunting menjadi fokus program pemerintah sebagaimana tercantum dalam RPJMN 2020-2024. Target nasional pada tahun 2024 adalah penurunan prevalensi stunting hingga 14 persen.
Pj Gubernur Sulsel, Bahtiar Baharuddin, menjadikan penanganan stunting dan gizi buruk sebagai prioritas. Saat ini, prevalensi stunting di Sulsel berdasarkan data Survey Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2022 mencapai 27,2 persen, turun 0,2 persen dari tahun 2021.
Bahtiar menekankan perlunya keterlibatan semua pihak dalam penanganan stunting, termasuk relawan dan sektor swasta. “Penanganan stunting tidak hanya tugas pemerintah. Kekuatan masyarakat dan swasta perlu disinergikan,” jelas Bahtiar.
Lebih lanjut, Bahtiar menyampaikan bahwa penanganan stunting memerlukan pendekatan lapangan yang konkret dan intervensi tepat di lokasi anak-anak yang terkena stunting.
Di sisi lain, Penjabat Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Selatan, Drs. Andi Muhammad Arsjad, M.Si, memberikan pujian terhadap kinerja Kabupaten Takalar dalam percepatan penurunan stunting. Kabupaten Takalar berhasil menurunkan angka stunting pada tahun 2022, menjadi sorotan positif dalam upaya penurunan prevalensi stunting di wilayah Sulsel.(**)
