KATADIA,GOWA || Kampanye Percepatan Penurunan Stunting bersama Mitra Komisi IX DPR RI Hj. Aliyah Mustika Ilham, SE, MAP di Desa Paccelekang Kec. Patallassang Kab. Gowa (21 Oktober 2023)
.
Gowa menjadi salah satu wilayah dengan angka prevalensi stunting tertinggi di Sulawesi Selatan yaitu 33% berdasarkan hasil SSGI tahun 2022
.
Hj. Aliyah Mustika Ilham meyampaikan bahwa stunting bisa terjadi karena adanya pernikahan dini oleh karena itu ditekankan bahwa usia ideal untuk menikah adalah 21 untuk perempuan dan 25 untuk laki-laki
.
“Anak yang menikah pada usia muda cenderung melahirkan anak stunting karena kondisi fisik ataupun mentalnya yang belum siap, ditambah dengan kondisi ekonomi yang belum memadai sehingga sulit memenuhi kebutuhan gizi dalam tumbuh kembang anaknya” ungkap Aliyah Mustika Ilham
.
Kepala Perwakilan BKKBN Sulawesi Selatan Shodiqin, SH,MM menjelaskan bahwa program BKKBN hadir salah satunya untuk mencegah terjadinya stunting baru. Bagi PUS diharapkan menggunakan alat kontrasepsi untuk mengatur jarak kelahiran dan mengindari kehamilan berisiko 4T (terlalu Muda, Terlalu Tua, Terlalu dekat jarak dan Terlalu banyak melahirkan)
.
Lebih lanjut Shodiqin mengatakan pembetukan Tim Pendamping Keluarga menjadi salah satu upaya strategis dalam Percepatan Penurunan Stunting.
.
“TPK harus bekerja optimal dalam melakukan pendampingan sasaran berisiko stunting yaitu calon pengantin, ibu hamil, ibu nifas dan baduta yang ada di wilayah Kec. Patallassang ” ujar Shodiqin
.
“Stunting dapat dicegah dengan mengoptimalkan pola asuh mulai terbentuknya janin hingga anak 2 tahun atau yang dikenal dengan 1000HPK” tutup Shodiqin
.
Sofyan Daud selaku Kepala OPD KB Kab. Gowa menjelaskan bahwa penyebab stunting karena kekurangan gizi oleh karena itu Gassing Nganre (Gerakan atasi stunting dengan telur dan sayur kelor) menjadi salah satu inovasi yang digerakkan dalam upaya percepatan penurunan stunting di Kab. Gowa.
