Jumat, Mei 3, 2024

ACF Puskesmas Watampone: Deteksi Dini TBC

KATADIA,BONE || Tuberkulosis (TBC) adalah penyakit menular langsung yang disebabkan kuman Mycobacterium Tuberculosis, TBC ditularkan melalui udara dari percikan (droplet) orang yang sakit TB pada saat berbicara, batuk maupun bersin.

Indonesia adalah negara dengan beban TBC tertinggi di dunia dengan jumlah kasus baru terbanyak kedua setelah India. Kegiatan Active Case Finding (ACF) merupakan salah satu kegiatan penemuan kasus TBC secara aktif pada populasi umum melalui pemeriksaan Rontgen dada dengan mobile Xray.

Menurut Sub Koordinator Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Dinas Kesehatan Kab.Bone, Komaruddin, S.Sos.,M.Kes,

Kegiatan Active Case Finding (ACF) melibatkan sasaran dengan risiko tinggi seperti kawasan pemukiman padat penduduk, tempat berkumpul banyak orang seperti pasar, sekolah, pesantren,asrama, Lapas/Rutan dan lainnya.

Pasar merupakan salah satu tempat yang banyak dikunjungi orang, baik itu konsumen, pedagang, buruh gendong, petugas kebersihan, pengelola pasar yang berkumpul dan berinteraksi dalam durasi waktu yang relatif lama. Sehingga pasar menjadi salah satu prioritas untuk dilakukan skrining TBC.

Kegiatan terlaksana atas Kerjasama Kementerian Kesehatan dan PT.Tirtar Medika termasuk biayanya ditanggung Kementerian Kesehatan Republik Indonesia yang dilaksanakan serentak di Puskesmas ditiap Kecamatan atau Kelurahan atau Desa Pustu yang berlangsung ada setengah hari satu hari dan bahkan sampai tiga hari tergantung kondisi dan jumlah pasien.

Untuk Puskesmas Watampone dilaksanakan 2 hari dengan target pengunjung 150 orang perhari melaksanakan skrining TB bagi segenap elemen masyarakat anak anak sampai Lansia.

“Dilaksanakan untuk pencegahan dini atau eleminasi TBC melalui X-ray atau Rontgen dada dimana tahun 2003 penderita TBC masih rendah dan berlangsung sampai 2022 meningkat sehingga diperkirakan 2050 penyakit TBC sudah sangat rendah” ungkap Komaruddin.

Pada pelaksanaan ACF tersebut juga dilaksanakan skrining gejala Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti pemeriksaan tekanan darah dan gula darah.

Rangkaian kegiatan ACF dilaksanakan dalam 2 hari pada tanggal 19 sampai dengan 20 April 2024 di Labkesda PKM Watampone.

Kegiatan ACF selama 2 hari menargetkan 300 orang dengan segala usia dan profesi dilakukan pemeriksaan foto, pemeriksaan sputum dengan Tes Cepat Molekuler (TCM) dan pemeriksaan TST (Tuberkulin Skin Tes).

Tindak lanjut kegiatan ACF ini adalah menemukan terduga TBC untuk dilakukan pemeriksaan penegakan diagnosa TBC dengan pemeriksaan TCM, apabila menemukan terduga TBC anak atau kontak serumah pasien TBC dilakukan pemeriksaan TST (Tuberkulin Skin Tes).

Sampai saat ini hasil pemeriksaan TCM dan TST belum dapat dilaporkan masih menunggu pemeriksaan di laboratorium rujukan TCM.

Pada kegiatan ini dilakukan beberapa tahapan pemeriksaan
a. Pengukuran tekanan darah, Tinggi Badan dan Berat Badan
b. Pemeriksaan skrining TBC
c. Pemeriksaan rontgen dada
d. Pemeriksaan Tes Cepat Molekuler (TCM) untuk TB
e. Pemeriksaan usap lidah

Dengan adanya deteksi dini ini diharapkan dapat menemukan pasien TB lebih cepat sehingga dapat segera diobati dan tidak menularkan ke orang lain.

Setelah itu dilakukan wawancara sehubungan riwayat penyakit yang pernah diderita dan kemudian masuk ruang Rontgen.

Hasil dari rontgen ini bisa langsung dibaca dilayar monitor, dengan hasil tersebut akan diterangkan oleh petugas tentang baik dan buruk thoraxnya.

“Bila terindikasi ada kelainan di paru paru peserta maka akan dilakukan test lanjutan yaitu Mantoux test yang merupakan tindakan pemeriksaan untuk mengetahui apakah sudah ada paparan kuman TBC atau belum,” pungkasnya

Adapun hasil pemeriksaan bisa dilihat oleh peserta 1 minggu sesudahnya. (Dhani)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles