Rabu, April 24, 2024

Hepatitis Misterius muncul, 3 Anak Meninggal, Begini Gejalanya

KATADIA, WATAMPONE || Dari 12 negara yang ada, Indonesia menjadi satu-satunya negara di kawasan Asia yang sudah diserang penyakit hepatitis misterius.

Hingga Kamis (05/05/2022), tercatat sudah ada tiga kasus hepatitis misterius di Indonesia. Ketiganya merupakan anak-anak dan semuanya meninggal dunia dan berlokasi di DKI Jakarta.

Dari rilis didapatkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bone, PROMKES, WHO mencatat 74 kasus dari 169 dilaporkan terdeteksi adenovirus, dimana 53 kasus di Inggris diuji untuk Indonesia ditemukan 40 kasus positif adenovirus tipe 41F, sementara di Alabama, AS 9 dari 9 kasus positif untuk adenovirus.

SARS-CoV-2 ditemukan 10 dari 60 kasus di Inggris yang mana virus Hepatitis A,B,C, D dan E tidak ditemukan para semua kasus.

Anak berusia kurang atau dengan 16 tahun yang mengalami Hepatitis akut yang bukan disebabkan virus Hepatitis A-E dengan kadar serum transaminase (SGOT atau SGPT) > 500 IU/L sejak Oktober 2021 sampai 21 April 2022 ada 169 kasus dengan 81 kasus dari Inggris mayoritas terjadi pada anak dibawah usia 5 tahun

Kewaspadaan meningkat setelah 3 pasien anak yang dirawat di RSUPN DR.Ciptomangunkusumo Jakarta, dengan dugaan Hepatitis akut yang belum diketahui penyebabnya meninggal dunia dalam kurung waktu yang berbeda dengan rentang dua Minggu terakhir hingga 30 April 2022.

APA ITU ADENOVIRUS 41

Virus yang ditemukan sehari hari biasanya menyebabkan gejala diare, muntah, demam dan gejala saluran pernafasan yang tidak ditemukan pada anak yang sehat dimana berbeda dengan strain adenovirus yang digunakan didalam vaksin Covid 19 AstraZeneca yang menggunakan strain ChAdOx1 (modifikasi dari adenovirus yang menginfeksi simpanse), kebanyakan dianak usia <5 thn belum divaksin Covid 19.

Adapun beberapa negara lainnya didominasi oleh negara-negara Eropa, yakni Inggris Raya (114 kasus), Spanyol (13 kasus), Israel (12 kasus), Denmark (6 kasus), Irlandia (5 kasus), Belanda (4 kasus), Italia (4 kasus), Prancis 12 kasus, Romania (1 kasus) dan Belgia (1 kasus). Selain itu, Amerika Serikat menyumbang 9 kasus. Total, sejauh ini sudah ada 170 kasus di seluruh dunia.

Gejala yang timbul pada pasien hepatitis akut ini adalah: urine berwarna gelap, kotoran (tahi) pucat dan berwarna abu-abu,kulit gatal, otot dan sendi terasa nyeri, demam, mual, muntah, perut terasa sakit, bagian putih mata menguning, lemas, tidak nafsu makan.

Menurut Ketua Satgas COVID-19 Kabupaten Bone, drg.Yusuf Tolo, M.Kes, mengutip penjelasan IDI sebagian besar anak-anak yang terjangkit hepatitis misterius ini mengalami masalah gastrointestinal terlebih dahulu, diikuti penyakit kuning. Tes laboratoriumnya juga menunjukkan tanda-tanda peradangan hati parah. Sebagian besar anak tidak mengalami demam.

WHO pertama kali menerima laporan pada 5 April 2022 dari Inggris Raya mengenai 10 kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis of Unknown aetiology ) pada anak-anak usia 11 bulan-5 tahun pada periode Januari hingga Maret 2022 di Skotlandia Tengah.

Kisaran kasus terjadi pada anak usia 1 bulan sampai dengan 16 tahun. Tujuh belas anak di antaranya (10 persen) memerlukan transplantasi hati, dan 1 kasus dilaporkan meninggal. Gejala klinis pada kasus yang teridentifikasi adalah hepatitis akut dengan peningkatan enzim hati, sindrom jaundice (Penyakit Kuning) akut, dan gejala gastrointestinal (nyeri abdomen, diare dan muntah-muntah). Sebagian besar kasus tidak ditemukan adanya gejala demam.

Penyebab dari penyakit tersebut masih belum diketahui. Pemeriksaan laboratorium di luar negeri telah dilakukan dan virus hepatitis tipe A, B, C, D dan E tidak ditemukan sebagai penyebab dari penyakit tersebut. Adenovirus terdeteksi pada 74 kasus di luar negeri yang setelah dilakukan tes molekuler, teridentifikasi sebagai F type 41. SARS-CoV-2 ditemukan pada 20 kasus, sedangkan 19 kasus terdeteksi adanya ko-infeksi SARS-CoV-2 dan adenovirus.

Kemenkes Keluarkan Surat Edaran
Dirjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kemenkes mengeluarkan Surat Edaran Nomor HK.02.02/C/2515/2022 Tentang Kewaspadaan terhadap Penemuan Kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya (Acute Hepatitis Of Unknown Aetiology) tertanggal 27 April 2022.

Surat Edaran tersebut dimaksudkan untuk meningkatkan dukungan Pemerintah Daerah, fasilitas pelayanan kesehatan, Kantor Kesehatan Pelabuhan, sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan para pemangku kepentingan terkait kewaspadaan dini penemuan kasus Hepatitis Akut yang Tidak Diketahui Etiologinya.

Kemenkes meminta Dinas Kesehatan Provinsi dan Kabupaten/Kota, Kantor Kesehatan Pelabuhan, Laboratorium Kesehatan Masyarakat dan Rumah Sakit untuk antara lain memantau dan melaporkan kasus sindrom Penyakit Kuning akut di Sistem Kewaspadaan Dini dan Respon (SKDR), dengan gejala yang ditandai dengan kulit dan sklera berwarna ikterik atau kuning dan urin berwarna gelap yang timbul secara mendadak dan memberikan Komunikasi, Informasi, dan Edukasi (KIE) kepada masyarakat serta upaya pencegahannya melalui penerapan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Kemenkes juga meminta pihak terkait untuk menginformasikan kepada (Fasyankes) terdekat apabila mengalami sindrom Penyakit Kuning, dan membangun dan memperkuat jejaring kerja surveilans dengan lintas program dan lintas sektor.

Bagi Dinas Kesehatan, KKP, dan Rumah Sakit juga diminta segera memberikan notifikasi/laporan apabila terjadi peningkatan kasus sindrom jaundice akut maupun menemukan kasus sesuai definisi operasional kepada Dirjen P2P melalui Public Health Emergency Operation Centre (PHEOC) melalui Telp./ WhatsApp 0877-7759-1097 atau e-mail: poskoklb@yahoo.com.

 

 

Laporan Andi Syafri Azis
Sumber : PROMKES, Dinkes Kab.Bone

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles