Selasa, April 23, 2024

BKKBN Sulsel Apresiasi Penanganan Stunting Bantaeng

KATADIA,BANTAENG || BKKBN mengadakan pembekalan Tim Pendamping Keluarga (TPK) se-Kabupaten Bantaeng dan meluncurkan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) dalam kegiatan pemberdayaan kelas masyarakat di Kampung Keluarga Berkualitas dalam rangka percepatan penurunan stunting di Balai Kartini, kelurahan  Pallantikang, Kabupaten Bantaeng , Senin (25/7).

Acara tersebut diikuti oleh ratusan peserta. Ketua TP PKK Bantaeng, Sri Dewi Yanti mengatakan Launching Dapur Sehat Atasi Stunting merupakan Program yang bertujuan untuk mengatasi stunting.

“Acara ini berlokasi di Kampung Keluarga Berkualitas atau Kampung KB, dengan harapan pemenuhan pangan bergizi dengan pangan lokal dapat terpenuhi oleh para kader di bawah binaan Kampung KB,” ujarnya.

Lebih lanjut, menurut Sri Dewi Yanti, dapur sehat merupakan jawaban bahwa ada edukasi yang coba diterapkan. Pemenuhan pangan bergizi dimulai dari pangan lokal yang diolah dan nantinya akan dikonsumsi oleh masyarakat.

“Secara tidak langsung ini memberikan peluang UMKM bagi kader, baik itu PKK maupun PKB/PLKB untuk memenuhi gizi dengan pangan lokal. Pangan lokal ini bisa diolah tapi tidak instan sehingga bisa memenuhi gizi dan mencegah stunting itu sendiri,” ujarnya.

Deputi Bidang Pelatihan, Penelitian dan Pengembangan BKKBN RI, M Rizal Matua Damanik mengapresiasi Ketua PKK Bantaeng, Sri Dewi Yanti yang telah menerima penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) atas kinerja dan dedikasinya dalam acara Proud Kencana .

“Kemudian, seperti yang kita ketahui bersama, Bantaeng meraih juara II Dapur Sehat Nasional Atasi Stunting. Setahu saya sifat gotong royong masyarakat Bantaeng semakin membaik. Sifat gotong royong ini sangat penting dalam sukseskan acara Dashat,” ujarnya.

“Jadi tidak hanya acara, juga harus ada dorongan dari kesadaran masyarakat tentang pentingnya menekan angka stunting. Stunting di Bantaeng cukup rendah yaitu 22,lima persen, di bawah tingkat nasional 24,4 persen dan provinsi. Sulsel 27,4. Data ini hasil perhitungan tahun 2021, kita akan lakukan perhitungan akhir tahun 2022,” imbuhnya.

Menurut M Rizal Matua Damanik, dapur sehat Bantaeng pernah meraih juara dua tingkat nasional. Artinya makanan yang disajikan berbasis potensi lokal dan variasi makanan yang memenuhi syarat gizi seimbang.

“Mekanisme kerja, gotong royong dan pengelolaan Dapur Sehat di Bantaeng memang bagus, ini yang kita harapkan. Karena dapur sehat ini memang kami persembahkan untuk masyarakat yang berisiko stunting dan menderita stunting,” ujarnya. .

Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sulsel, Andi Ritamariani mengatakan, berdasarkan Studi Status Gizi Indonesia (SSGI), angka stunting nasional 24,4 persen, Provinsi Sulawesi Selatan 27,4 persen dan Bantaeng 22,lima persen.

“Prestasi ini merupakan bukti komitmen kuat pemerintah daerah dalam memberikan bantuan dan pendidikan seperti sekarang ini,” ujarnya. (*)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles