KATADIA,MAKASSAR ||Dr.H. Ajiep Padindang, SE.,M.M, penggagas Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan, mengungkapkan rencana pelaksanaan kongres tersebut kepada media pada Jumat (23/6/2023). Gagasan ini telah lama digagas dan menjadi perhatian dalam setiap acara dialog budaya dan kegiatan serupa dengan budayawan dan seniman di Sulawesi Selatan.
Kongres Kebudayaan diinisiasi sebagai respons terhadap keluhan budayawan dan seniman atas minimnya perhatian dari pemerintah pusat dan daerah terhadap kegiatan budaya di Sulawesi Selatan.
Dr.H. Ajiep Padindang melihat kongres kebudayaan sebagai langkah menuju Indonesia emas 2045, yang akan membangun kerangka strategis dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional (RPJPN) 2025-2045.
RPJPN ini akan menjadi dasar bagi kepala daerah dalam menyusun Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJPD) 2025-2045 setelah Pemilihan Kepala Daerah Serentak pada November 2024.
Gagasan Kongres Kebudayaan semakin menguat setelah diadakannya acara Interaksi Budaya Akhir Tahun 2022 di Baruga Benteng Somba Opu Makassar pada 28 Desember 2022.
Acara ini menghasilkan rekomendasi untuk mendorong pemerintah melaksanakan Kongres Kebudayaan Nusantara tingkat nasional, dengan mengawali Kongres Kebudayaan di Sulawesi Selatan tahun 2023.
Dr.H. Ajiep Padindang, yang juga seorang sastrawan dan budayawan, berharap Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan 2023 akan menghasilkan keputusan tentang pentingnya gerakan bersama dalam memajukan kebudayaan dan perlunya Peraturan Daerah (Perda) pemajuan kebudayaan di Sulawesi Selatan.
Perda tersebut akan menjadi payung hukum yang kuat dalam melindungi dan memajukan budaya lokal sesuai dengan Undang-Undang No. 5 Tahun 2017 tentang Pemajuan Kebudayaan.
Sebagai tindak lanjut dari rekomendasi Interaksi Budaya Akhir Tahun 2022, pada 2 Januari 2023, di kawasan Barombong, Kabupaten Gowa, disepakati untuk segera melaksanakan Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan tahun 2023 dalam sebuah acara silaturahmi budayawan dan seniman yang tergabung dalam Lembaga Pengembangan Kesenian dan Kebudayaan Sulawesi Selatan (LAPAKKS).
Pada tanggal 29 Januari 2023, ketua panitia pengarah dan ketua panitia pelaksana Kongres sepakat setelah melakukan diskusi.
Pembina LAPAKKS, Yayasan Sulapa Eppae, dan Balai Senator berperan sebagai unsur pelaksana utama kongres. Setelah itu, panitia kongres mulai menyusun Kerangka Acuan Kerja (KAK) sebagai pedoman kegiatan, termasuk jenis kegiatan, tahapan, waktu, dan peserta kongres.
Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan 2023 direncanakan akan dilaksanakan pada tanggal 24 dan 25 Juni 2023 di Gedung Mulo, Makassar. Acara ini akan melibatkan tiga perguruan tinggi terkemuka di Sulawesi Selatan dalam menyelenggarakan seminar kebudayaan.
Dr.H. Ajiep Padindang mengungkapkan harapannya bahwa dalam Kongres Kebudayaan yang akan datang, identitas manusia Sulawesi Selatan yang diinginkan pada tahun 2045 dapat dirumuskan. Nilai-nilai dasar seperti Macca (cerdas), Lempu (jujur), Warani (berani), Getteng (tegas, tangguh), dan Temmappasilaingeng (keadilan) yang merupakan ajaran Budaya Bugis, diharapkan tetap tumbuh dan berkembang di semua lapisan masyarakat, termasuk keluarga, masyarakat, dan pemerintah.
Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan 2023 diharapkan dapat menjadi momentum untuk memperkuat identitas budaya dan memajukan kebudayaan lokal di daerah ini.
Dengan adanya dukungan dari berbagai pihak, termasuk organisasi kebudayaan, perguruan tinggi, dan media, diharapkan kongres ini dapat menghasilkan keputusan dan langkah-langkah konkret untuk melindungi dan memajukan kekayaan budaya Sulawesi Selatan.
Sebagai salah satu upaya untuk mencapai visi Indonesia emas 2045, Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan 2023 diharapkan akan memberikan kontribusi yang signifikan dalam melestarikan dan mengembangkan kebudayaan Sulawesi Selatan, sehingga dapat menjadi bagian yang tak terpisahkan dari identitas bangsa Indonesia.
Dengan semangat kolaborasi dan kerjasama antara berbagai pihak, diharapkan Kongres Kebudayaan Sulawesi Selatan 2023 akan menjadi tonggak penting dalam memperkuat keberagaman budaya di Sulawesi Selatan serta menginspirasi langkah-langkah serupa di seluruh Indonesia.