Selasa, April 30, 2024

Kemarau Panjang Melanda Sulawesi Selatan, Warga Diimbau Waspada Terhadap Kekeringan dan Kebakaran

KATADIA,MAKASSAR || Wilayah Sulawesi Selatan kini tengah dilanda kemarau panjang yang diperkirakan akan berlangsung hingga bulan Oktober mendatang, demikian peringatan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Wilayah IV Makassar.

Prakirawan BMKG IV Makassar, Sultan Zakara, mengimbau warga Sulsel untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap potensi kekeringan yang semakin memburuk. Dia juga menekankan pentingnya penggunaan air secara bijak.

“Saat ini, kita menghadapi kemarau dan fenomena El Nino, sehingga wilayah Sulsel cukup kering. Oleh karena itu, saya ingin mengingatkan masyarakat untuk berhemat dalam menggunakan air, mengingat potensi kekeringan yang cukup tinggi,” ujar Sultan Zakara pada Jumat (25/8/2023).

Selain itu, warga juga diminta untuk membatasi aktivitas di luar rumah karena cuaca panas yang masih berlanjut.

Meskipun suhu udara berada dalam kisaran normal 31-33 derajat Celsius, terlalu sering berada di bawah terik matahari dapat berisiko bagi kesehatan.

“Kami menyarankan agar warga tidak terlalu sering keluar rumah karena cuaca yang panas,” kata Sultan Zakara.

Petani di wilayah ini juga diingatkan untuk tidak melakukan pembakaran lahan selama musim kemarau. Kondisi kering membuat sumber api kecil sangat rawan, dan kebakaran bisa dengan cepat meluas.

“Bagi yang memiliki ladang atau lahan pertanian, kami sangat menyarankan untuk tidak melakukan pembakaran karena risiko kebakaran yang besar selama musim kemarau ini,” tambahnya.

Kemarau panjang ini diperkirakan akan berdampak signifikan di tiga wilayah Sulsel, yaitu pesisir barat, selatan, dan timur. Wilayah utara, bagaimanapun, masih memiliki potensi hujan.

Sultan Zakara menjelaskan, “Khusus untuk pesisir barat, selatan, dan timur Sulsel, kita masih akan menghadapi cuaca cerah atau berawan.

Meskipun ada beberapa wilayah di bagian utara, seperti Palopo, Luwu, Luwu Timur, dan Luwu Utara, yang berpotensi mengalami hujan ringan hingga sedang.”

Selama musim kemarau ini, Kabupaten Maros, salah satu wilayah Sulsel, telah mengalami sejumlah kasus kebakaran. Dari Mei hingga Agustus, tercatat ada 47 kasus kebakaran.

Jufri, Kepala Satuan Polisi Pamong Praja Pemadam Kebakaran dan Penyelamat Kabupaten Maros, mengungkapkan bahwa sebagian besar objek yang terbakar adalah lahan milik warga. Korsleting listrik adalah penyebab utama kebakaran di rumah-rumah.

Kondisi kekeringan ini juga telah berdampak pada suplai air bersih di sembilan kecamatan di Kota Makassar. Penurunan aliran air baku akibat fenomena El Nino telah menyebabkan masalah pasokan air.

Direktur Utama PDAM Makassar, Beni Iskandar, mengatakan bahwa pasokan air dari bendungan Leko Pancing Kabupaten Maros, yang biasanya mencapai 1.300 liter per detik, sekarang hanya sekitar 700-an liter per detik.

Hal ini telah memaksa PDAM untuk mengirimkan mobil tangki air bersih ke wilayah-wilayah yang mengalami kekeringan.

Kekeringan yang dipicu oleh El Nino diperkirakan akan berlangsung hingga bulan November, dan PDAM telah mengambil langkah-langkah darurat untuk memastikan pasokan air bersih bagi masyarakat yang membutuhkan.

Masyarakat yang memerlukan air bersih juga dapat menghubungi call center PDAM untuk bantuan.

Situasi ini menegaskan pentingnya kesadaran dan tindakan hati-hati dalam menghadapi musim kemarau yang ekstrem, baik dalam penggunaan air maupun pencegahan kebakaran.

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles