KATADIA,GOWA || Pasar Bontorea, sebuah bangunan megah yang telah dibangun dengan anggaran mencapai miliaran rupiah, saat ini menghadapi tantangan serius akibat minimnya pengunjung. Pasar yang seharusnya menjadi pusat perniagaan yang ramai kini tampak sunyi, dan para pedagang merasa terdampak.
Beberapa pedagang di Pasar Bontorea memilih untuk berjualan di pinggir jalan, tepatnya di Jalan poros Gowa Takalar, Sabtu, 4 Oktober 2023. Keputusan ini telah menyebabkan kerugian bagi pedagang yang masih bertahan di pasar tersebut.
Rahim Dg Ruppa, seorang pedagang di Pasar Bontorea, mengeluhkan minimnya jumlah pembeli yang datang ke pasar tersebut. Dia mencatat bahwa banyak pedagang yang lebih memilih untuk berjualan di bahu jalan, yang pada akhirnya membuat pembeli enggan mengunjungi Pasar Bontorea.
Rahim Dg Ruppa menyalahkan Pemerintah daerah yang dianggapnya tidak tegas dalam melakukan penertiban terhadap pedagang yang berjualan di luar lokasi yang telah disediakan. Terutama di Jalan poros Gowa Takalar, seperti di Cambaya, Kalukuang, dan Panciro, pedagang kaki lima masih aktif berjualan.
“Kami patuh untuk berjualan di pasar yang sudah disediakan oleh Pemerintah, tetapi Pemerintah tidak tegas dalam melakukan penertiban terhadap pedagang yang berjualan di luar tempatnya, terutama di bahu jalan,” ujarnya.
Rahim Dg Ruppa juga menyoroti dampak negatif lainnya dari aktivitas pedagang di pinggir jalan, yaitu kemacetan lalu lintas yang kerap terjadi. Situasi ini telah membuat para pengguna jalan merasa terganggu, sementara pedagang di Pasar Bontorea menghadapi kesulitan akibat sepi pengunjung.
Pihak berwenang diminta untuk segera mengambil langkah yang tegas guna memulihkan daya tarik Pasar Bontorea sebagai pusat perniagaan yang berjalan dengan lancar, sambil menjaga ketertiban lalu lintas di sekitarnya.
Laporan Muh Firman
