KATADIA,NTB || suasana rapat pleno rekapitulasi hasil perhitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) diwarnai oleh kekeruhan yang tak terduga.
Kehadiran saksi dari partai politik (Parpol) dan Dewan Pimpinan Daerah (DPD) memperumit proses tersebut dengan aksi-aksi emosional yang menggetarkan. Minggu dini hari (11/3/2024)
Kericuhan pecah ketika beberapa saksi Parpol dan DPD dengan marah memecahkan piring dan menendang meja. Mereka mengutarakan ketidakpuasan mereka karena menemukan perubahan hasil pada puluhan Tempat Pemungutan Suara (TPS) di Kecamatan Sekotong, Kabupaten Lombok Barat.
Perubahan tersebut diduga dilakukan dengan menggunakan penghapus cair atau tip-ex tanpa penandatanganan atau persetujuan yang sah dari pihak terkait, serta tanpa pencatatan kejadian khusus oleh petugas Penyelenggara Pemilu Kecamatan (PPK).
Para saksi yang hadir dalam rapat pleno tersebut juga menyampaikan kekecewaan mereka terhadap Badan Pengawas Pemilu (Bawaslu) NTB, yang dinilai tidak memberikan respons yang tegas terhadap dugaan kecurangan yang terjadi.
Mereka merasa bahwa Bawaslu seharusnya bertindak lebih keras dalam menanggapi laporan-laporan tersebut untuk memastikan integritas dan transparansi dalam proses pemilu.
Ketegangan dalam rapat pleno ini menyoroti pentingnya penegakan aturan dan transparansi dalam proses pemilihan umum.
Publik menantikan langkah konkret yang akan diambil oleh pihak terkait untuk menyelesaikan masalah ini dan memastikan bahwa kepercayaan masyarakat terhadap proses demokrasi tetap terjaga.(**)
