KATADIA MAKASSAR || Demi memantapkan diri mengikuti Innovative Major Awards (IMA) 2024, SD Inpres Banta-Bantaeng 1 terus mengembangkan program inovasi Bengkel Lino, yang mulai diterapkan tahun lalu. Pengembangan ini dilakukan karena terbukti inovasi Bengkel Lino berkontribusi ikut mengantar sekolah yang berada di Kelurahan Ballaparang, Kecamatan Rappocini, Kota Makassar itu meraih Adiwiyata Nasional, tahun 2024 ini.
“Kami mengembangkan Bengkel Lino agar bisa masuk IMA 2024, dengan menambahkan Ta, menjadi Bengkel LinoTa,” jelas Hj Baena, S.Pd, M.Pd, Kepala UPT SPF SD Inpres Banta-Bantaeng 1, Senin, 7 Oktober 2024.
Program inovasi Bengkel Lino ini merupakan upaya memperbaiki kualitas literasi di kalangan anak-anak. Istilah “bengkel” digunakan karena sebagai tempat/ruang melakukan perbaikan, perawatan atau memodifikasi kemampuan anak didik dalam bidang literasi. Sedangkan istilah “lino”, dalam bahasa Makassar berarti dunia.
Jadi maksudnya, literasi itu penting dan akan membantu anak-anak dalam kehidupannya di dunia. Setelah dikembangkan, inovasi ini menjadi Bengkel LinoTa, yang mencakup literasi kesehatan, seperti perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), dan kegiatan Dokter Kecil (Dokcil).
Ada 6 literasi dasar yang wajib diketahui untuk membentuk generasi unggul. Yaitu, literasi baca tulis, literasi numerasi, literasi sains, literasi digital, literasi finansial, serta literasi budaya dan kewargaan. Ada pula literasi kesehatan, literasi lingkungan, literasi moderasi beragama, literasi kemanusiaan, yang bermanfaat untuk penguatan pendidikan karakter anak.
Bengkel LinoTa, kata Baena, dapat dikaitkan dengan pembelajaran IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial), sehingga kegiatan liiterasi lebih dirasakan manfaatnya. Bahkan dikatakan, Bengkel LinoTa ini terkait kegiatan intrakurikuler maupun ekstra kurikuler dengan memanfaatkan semua area sekolah untuk belajar.
Meski dalam keterbatasan ruang kelas, anak-anak selalu menjaga kebersihan dan kesehatan lingkungan belajar mereka. Keterbatasan ruangan selama pembangunan sekolah tidak mengurangi aktivitas di SD Inpres Banta-Bantaeng 1. Semua ini dapat terlaksana berkat murid dan guru yang bersatu padu serta dukungan stakeholder yang solid.
“Kami meyakini bahwa lingkungan sehat, anak tangguh. Terbukti sekolah berhasil mendapatkan penghargaan Adiwiyata Nasional, dan itu berkat inovasi Bengkel LinoTa,” papar Baena.
Baena menjelaskan, intrakurikuler di sekolahnya mencakup kegiatan pembelajaran yang diamanahkan dalam capaian kurikulum untuk meningktkan literasi dan numerasi dalam setiap mata pelajaran. Indikatornya bisa dilihat pada tujuan pelajaran yang telah direncanakan oleh guru, dan pembelajaran terjadwal.
Sementara ekstrakurikuler yang dilakukan, yakni berupa kegiatan diluar jadwal pembelajaran untuk menumbuhkan bakat dan minat anak, baik dilaksanakan oleh guru maupun stakeholder. Tujuannya untuk menunjang peningkatan literasi dan numerasi pelestarian lingkungan serta kesehatan.
Ke depan, Baena berharap agar kegiatan yang dilakukan bukan saja 15 menit sebelum belajar. Namun akan berdampak positif dalam bentuk perilaku. Artinya anak tumbuh dan berkembang dengan sadar. Mereka peduli lingkungan dan kesehatan, menjauhi kebiasaan yang bisa mengganggu kesehatan dirinya dan orang lain seperti merokok dan isap lem.
“Disiplin diri akan menempatkan semua pada tempatnya. Mereka mampu bercerita pada orang lain tentang perintah dan larangan, paham tentang baik dan buruk,” pungkas Baena. (*)