KATADIA MAKASSAR || Yayasan Pergerakan Difabel Indonesia untuk Kesetaraan (PerDIK) bersama Konsorsium UK PACT Future Cities mengadakan diskusi publik dan book tour mibertajuk “Menggagas Mobilitas Inklusif di Makassar” di Kafe Agung pada Kamis, 31 Oktober 2024.
Acara ini memperkenalkan buku terbaru berjudul “Kiri Depan, Daeng!”, sebuah kumpulan memoar pengalaman warga Makassar terkait mobilitas di kota ini.
Buku ini merupakan bagian dari upaya Program Kota Masa Depan UK PACT untuk menciptakan mobilitas yang ramah bagi seluruh lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.
Diskusi tersebut dihadiri oleh perwakilan instansi pemerintah, komunitas difabel, akademisi, dan media. Tujuan utama acara ini adalah untuk mencari solusi dan mempromosikan kebijakan serta fasilitas transportasi yang lebih inklusif, agar dapat diakses oleh semua kalangan.
Luna Vidia dari Konsorsium UK PACT Future Cities menyatakan harapannya agar hasil diskusi ini dapat dibawa ke tingkat yang lebih tinggi oleh PerDIK dan komunitas difabel lainnya untuk mendorong perubahan dalam kebijakan publik.
“Kami berharap percakapan hari ini menjadi kekuatan bersama bagi teman-teman PerDIK dalam mendorong kebijakan yang lebih inklusif.
Rekomendasi yang muncul dari pertemuan ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pemerintah kota dan provinsi dalam menyusun kebijakan ke depan,” ujarnya.
Selain itu, Luna juga menekankan pentingnya kolaborasi antara pemerintah dan komunitas dalam proses kebijakan inklusif, “Yang hadir di sini diharapkan dapat menyetujui hasil diskusi dan notulensi ini, sehingga dapat dibagikan dan disepakati oleh semua pihak yang terlibat.”
Di sisi lain, Daeng Maliq, Kepala Suku Wistatabilitas dan penerbit dari PerDIK, menekankan pentingnya transportasi yang inklusif dan bebas diskriminasi di Kota Makassar serta Sulawesi Selatan secara umum.
“Kami ingin fasilitas dan aksesibilitas sarana dan prasarana mobilitas di Makassar dapat diakses oleh semua ragam disabilitas, juga masyarakat umum.
Mobilitas di jalan dan transportasi publik harus bebas dari stigma dan diskriminasi bagi teman-teman difabel,” ujar Daeng Maliq.
Ia juga menambahkan bahwa buku “Kiri Depan, Daeng!” dirancang sebagai model terbitan yang inklusif, dengan menyediakan caption dan deskripsi untuk foto-foto yang memudahkan teman-teman difabel netra dalam membaca.
Buku ini juga melibatkan berbagai lapisan masyarakat sebagai kontributor, termasuk penyandang disabilitas netra, tuli, perempuan, serta masyarakat umum.
“Kami ingin memastikan bahwa buku ini dapat diakses oleh siapa saja dan bisa menjadi rujukan dalam memahami perjalanan mobilitas di kota ini,” jelas Daeng Maliq.
Acara ini menjadi langkah nyata dalam mendukung mobilitas inklusif dan mendorong kebijakan publik yang memperhatikan hak dan kebutuhan difabel, dengan harapan Makassar dan wilayah sekitarnya semakin inklusif dalam menyediakan fasilitas mobilitas bagi semua.(**)