KATADIA LUTIM SOROWAKO || Lembaga Adat Kerajaan Matano (LAKM) bekerja sama dengan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) menyelenggarakan Seminar Peradaban Matano pada Selasa, 15 Oktober 2024, di Gedung Matano Player, Oldcamp, Sorowako. Acara ini dihadiri oleh berbagai tokoh adat, pejabat, dan masyarakat Rahampu’u Matano, termasuk To Karunsie, To Konde, serta para pemangku adat setempat.
Seminar ini menjadi langkah penting dalam mengangkat kesadaran masyarakat luas mengenai keberadaan Kerajaan Matano, salah satu kerajaan tertua di Sulawesi Selatan yang kaya akan sejarah dan peradaban.
Acara tersebut bertujuan untuk memperkenalkan kembali jejak-jejak penting peradaban Matano yang selama ini kurang dikenal dan terdokumentasi.
H. Umar Ranggo La Makandiu, Mokole Wawainia Rahampu’u Matano, turut hadir bersama para tokoh adat lainnya. Mereka berdiskusi mengenai pentingnya mengangkat kembali sejarah Kerajaan Matano yang selama ini telah diwariskan dari generasi ke generasi.
Seminar ini memperlihatkan bahwa Kerajaan Matano, selain sebagai salah satu pusat peradaban besi tertua dan penghasil bijih besi terbaik, juga memiliki pengaruh besar terhadap perkembangan sosial, ekonomi, dan budaya di Luwu Timur.
Dalam pemaparannya, BRIN menyoroti betapa pentingnya penelitian ilmiah dalam memperkuat narasi sejarah Kerajaan Matano. Banyaknya peninggalan peradaban, baik dari aspek sosial maupun teknologi, menjadi bukti bahwa Matano bukan sekadar legenda, tetapi memiliki akar yang kuat dalam pembentukan identitas masyarakat lokal.
Seminar ini mendapat sambutan antusias dari masyarakat Rahampu’u Matano. Mereka memandang acara ini sebagai pengakuan atas sejarah dan nilai-nilai adat yang terus diwariskan.
Momen ini dianggap penting untuk menunjukkan kepada masyarakat luas bahwa Kerajaan Matano memiliki sejarah panjang dan jejak peradaban yang sangat berarti.
Acara ditutup dengan dialog interaktif antara peneliti dan peserta seminar, serta rencana kolaborasi berkelanjutan antara LAKM dan BRIN.
Upaya ini diharapkan akan memperkaya penelitian sejarah Matano dan memperkuat peran budaya dalam pembangunan daerah, termasuk potensi pariwisata dan ekonomi kreatif di Luwu Timur.