Rabu, Januari 22, 2025

Kisruh SD 2 Manurunge Berlanjut: Upaya Mediasi Kandas, Petisi Penolakan Guru Hervina Muncul

KATADIA BONE || Konflik internal yang terjadi di UPT SD 2 Manurunge, Kabupaten Bone, memasuki bulan kedua tanpa solusi. Perselisihan antara kelompok yang mengatasnamakan Aliansi Peduli SD 2 Manurunge, terdiri dari sejumlah guru dan orang tua murid, dengan salah seorang guru bernama Hervina semakin memanas.

Upaya mediasi yang telah dilakukan oleh berbagai pihak justru berujung pada pelaporan ke polisi.

Sebelumnya, beberapa guru dan anggota komite sekolah dilaporkan terkait dugaan kasus penelantaran anak dan pencemaran nama baik.

Pelaporan ini diduga merupakan buntut dari aksi penolakan terhadap Hervina yang sempat dilakukan belasan guru, komite, dan sejumlah orang tua murid. Mereka mendesak agar Hervina dipindahtugaskan dari SD 2 Manurunge.

Meski demikian, hasil pemeriksaan dari Unit Pelayanan Perempuan dan Anak (PPA) Polres Bone terkait laporan tersebut hingga kini belum rampung. Di tengah ketidakpastian ini, mediasi kembali diupayakan pada Rabu, 18 Desember 2024, di ruang kelas 1 SD 2 Manurunge, Jalan MH Thamrin.

Pertemuan ini melibatkan perwakilan Polres Bone, Dinas Pendidikan Bone, dan pengurus Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI).

Namun, harapan untuk mencapai perdamaian pupus. Mahmud, Bendahara PGRI, yang turut hadir dalam mediasi, menyatakan bahwa pihaknya sudah berupaya mencari jalan tengah.

“Kami sudah berusaha, tapi belum ada kata sepakat. Saya minta jangan ada yang memelintir bahwa PGRI tidak peduli terhadap anggotanya,” ujar Mahmud.

Suasana mediasi berlangsung tegang. Perwakilan Dinas Pendidikan Bone, Andi Supriadi, sempat melontarkan pernyataan satir yang meminta pihak guru dan komite menunjukkan cara melakukan mutasi.

Pernyataan ini menjadi respons atas desakan yang terus disuarakan agar Hervina dipindahtugaskan, meskipun dinilai tidak memiliki dasar yang kuat.

“PGRI hadir hanya untuk mendamaikan kedua belah pihak, tetapi masing-masing tetap pada prinsipnya,” tambah Mahmud.

Dalam mediasi tersebut, Hervina hadir hanya ditemani oleh satu orang guru. Sementara itu, kelompok Aliansi Peduli SD 2 Manurunge mendapat dukungan dari Ketua Komite Sekolah dan Kepala Sekolah.

Hervina bahkan menyampaikan kritik terhadap media yang meliput kasus ini, menuding wartawan hadir karena diundang untuk membesarkan masalah tanpa konfirmasi langsung.

“Apakah memang begitu kerja wartawan, memberitakan suatu peristiwa demi kepentingan pihak tertentu?” ujar Hervina.

Pertemuan berakhir tanpa kesepakatan, tetapi Ketua Komite Sekolah menunjukkan petisi yang telah ditandatangani oleh 74 orang tua murid. Dalam petisi tersebut, mereka menyatakan akan memindahkan anak-anak mereka dari SD 2 Manurunge jika Hervina tetap mengajar di sekolah tersebut.

Mahmud pun mengimbau agar pihak-pihak terkait dapat mencari solusi terbaik demi menjaga keberlangsungan pendidikan di SD 2 Manurunge. “Tolonglah dibantu carikan solusi yang terbaik,” ujarnya.

Hingga berita ini ditulis, konflik di SD 2 Manurunge masih belum menemukan titik terang. Polemik ini mencerminkan tantangan besar dalam upaya menyelesaikan konflik internal di lingkungan pendidikan. (Dhani)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles