Makassar, KataDia – Ridayanti hari ini usianya genap 18 Tahun. Wanita yang mengalami kelumpuhan sejak berumur dua tahun ini tak kunjung membaik.
Semenjak Orang tuanya berpisah, Ridayanti tinggal bersama Ibu dan keempat saudaranya di sebuah rumah kontrakan di wilayah Bulurokeng Kecamatan Biringkanaya.
Berbagai cara telah ditempuh oleh orang tuanya. Terakhir terapi di RS Pelamonia dan RS Sayang Rakyat selama kurang lebih 3 tahun terpaksa dihentikan karena tak ada perubahan berarti. Di samping itu kondisi keuangannya semakin menipis karena ibunya tak bekerja lagi.
Sang ibunda Ridayanti, Ratna mengatakan sejak awal tahun 2020, Ia tak bekerja lagi. Selama ini ia bekerja sebagai buruh pemilah di sebuah gudang pengepul barang bekas di wilayah Bulurokeng.
” Sejak berhenti kerja kehidupan kami makin susah. Terpaksa upaya terapi bagi anak saya Rida termasuk asupan gizinya dihentikan karena tak ada perkembangan”, Keluhnya.
Lebih lanjut, kata dia berdasarkan diagnosa medis anaknya mengalami lumpuh karena terjadi penyempitan syaraf di tenggorokannya.
” Saya masih berupaya agar Rida bisa sembuh. Semoga Allah memberikan ketegaran kepada kami untuk terus berusaha, sambil berharap ada bantuan lagi dari pemerintah atau lembaga peduli”, Ucapnya.
Sementara itu informasi dari salah seorang pegawai Dinas Sosial Kota Makassar, Hasnah Ahmad bahwa Ridayanti sempat mendapatkan bantuan dari Kemensos sejak tahun 2007 hingga 2018.
” Bantuan sempat terhenti di Tahun 2018. In Syaa Allah kami sudah meminta operator SIMPD untuk memasukkan kembali nama Ridayanti sebagai penerima bantuan ASPD dari Kemensos”, Ujarnya.
Sedekah disabilitas #Sekilas diserahkan oleh Ketua LAW2 Suryadi Yamin bersama #sahabatkombes Hj Upe di rumah kontrakan orang tua Ridayanti di Perumahan Berdikari Asri Blok C2 No.19 RW 08 Kelurahan Bulurokeng Kota Makassar pada Rabu, 03 Juni 2020.
#KombesPeduliMasyarakat
#LAW2_Community
#Makassar_Suci
#Salam3Jari
