KATADIA, TORUT || Kepala Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Provinsi Sulawesi Selatan, Shodiqin, SH, MM, bersama Sekretaris Daerah Toraja Utara, Salvius Pasang, SP, MM, dan Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk, dan Keluarga Berencana (P3APPKB) Toraja Utara, dr. Lina Rombe, meluncurkan program “68 Dapur Sehat Atasi Stunting” (Dashat).
Peluncuran program tersebut berlangsung di Kantor Bupati Toraja Utara dan dihadiri oleh ibu hamil dan balita sebagai peserta, serta perwakilan PKK/PLKB dari seluruh Kabupaten Toraja Utara. Rabu (27/9/2023)
Dalam sambutannya, Shodiqin SH, MM, menjelaskan bahwa BKKBN terus berupaya keras untuk mengurangi angka stunting di Indonesia, salah satunya melalui sosialisasi 4T (Empat Terlalu).
“4T sangat riskan dalam melahirkan anak stunting, yaitu terlalu muda melahirkan, terlalu tua melahirkan, terlalu dekat jarak kelahiran, dan terlalu banyak melahirkan,” ungkapnya.
Sementara itu, Salvius Pasang mengungkapkan bahwa tingginya angka stunting di Toraja Utara harus menjadi motivasi untuk bekerja lebih keras, dengan harapan dapat mencapai target penurunan stunting pada tahun 2024.
“Tingginya angka stunting tidak boleh menjadi beban, namun mari kita bersama-sama berupaya untuk menguranginya, terutama pada calon ibu dan balita kita,” ujarnya.
Dalam acara tersebut, sepuluh lembaga yang mewakili kecamatan di Toraja Utara mempresentasikan menu Dashat untuk ibu hamil, menyusui, dan balita. Salah satu lembaga, yaitu Lembang Bangkelekila’ dari Kecamatan To’yasa Akung, menampilkan menu SOP Ayam Kampung yang terbuat dari bahan-bahan seperti ayam kampung, telur puyuh, tahu, wortel, dan rempah-rempah lainnya.
Menu tersebut memiliki kelebihan karena dengan satu hidangan sudah dapat memenuhi kebutuhan gizi seperti protein hewani, protein nabati, karbohidrat, dan vitamin. Menu ini juga cocok untuk dikonsumsi oleh ibu hamil, ibu menyusui, dan balita.
Toraja Utara, yang terletak di dataran tinggi, memiliki keunggulan dengan pertanian sayuran yang subur. Meskipun bukan daerah pesisir, sebagian besar masyarakat memiliki profesi sampingan sebagai peternak, sehingga sumber protein hewani di Kabupaten Tana Toraja dapat terpenuhi dengan baik. Kabupaten ini juga dikenal sebagai lambang pariwisata Indonesia.
