Kamis, Desember 12, 2024

Sulawesi Palm Oil Belt: Membangun Harapan Ekonomi Baru di Tengah Tantangan Lingkungan

KATADIA MAKASSAR || Visi besar tengah menggema di tanah Sulawesi. Sulawesi Palm Oil Belt (SPOB), proyek ambisius yang digagas untuk menjadikan Sulawesi sebagai pusat minyak sawit Indonesia, kini mulai menapaki tahap awal.

Dengan keyakinan yang tegas, Aerin Nizar, Plt Direktur Pengembangan PT Sulawesi Cipta Investama (SCI), menyampaikan ambisi besar proyek ini dalam sebuah pertemuan terbuka.

“Proyek ini adalah warisan dari gagasan Menteri BUMN pada 1998, Tanri Abeng. Beliau memandang Sulawesi sebagai lahan potensial yang selama ini mungkin terlewat,” tutur Aerin di hadapan para hadirin.

Proyek yang bercita-cita membuka satu juta hektare lahan kelapa sawit ini diharapkan menjadi transformasi ekonomi yang dapat memposisikan Sulawesi sebagai raksasa baru dalam industri kelapa sawit.

Mulai dari Sulawesi Utara hingga Sulawesi Tenggara, seluruh provinsi akan turut andil dalam menciptakan “sabuk sawit” yang melibatkan sebelas kabupaten di Sulawesi Selatan, dengan Luwu Timur dan Wajo menjadi pusat percontohan.

Potensi dan Tantangan dalam Pengembangan SPOB

Di balik optimisme besar ini, beberapa kekhawatiran tetap menghantui. Kepala Bidang Perkebunan Provinsi Gorontalo, Hafri Mashur, memberikan gambaran mengenai potensi yang ada dan tantangan yang menunggu di depan.

Ia menyebutkan bahwa Gorontalo memiliki lahan potensial sebesar 121 ribu hektare, tetapi baru 16 ribu hektare yang berhasil ditanami kelapa sawit. “Kita perlu bergerak cepat, tapi juga harus memastikan kelestarian lingkungan,” kata Hafri, menekankan pentingnya keseimbangan antara ekspansi perkebunan dan kelestarian alam.

Dari Sulawesi Tengah, Simpra Tajang turut memberikan pandangannya. Dengan nada serius, ia mengingatkan bahwa kesejahteraan masyarakat harus tetap menjadi prioritas utama.

“Banyak izin usaha yang terbengkalai. Kalau bisa, lebih baik diserahkan kepada pihak yang lebih siap, seperti SCI,” sarannya. Kata-katanya mencerminkan kenyataan bahwa ambisi ekonomi besar ini juga harus memperhitungkan kesiapan dan dampak bagi masyarakat lokal.

Menghadapi Masa Depan: Diversifikasi dan Inovasi

SCI juga melihat potensi diversifikasi produk yang lebih luas dari sekadar minyak sawit mentah. Aerin menjelaskan bahwa proyek ini bertujuan untuk mengembangkan biomassa, biogas, dan teknologi baru yang diharapkan mampu memberikan kontribusi ekonomi lebih luas, membuka lapangan kerja, serta mengurangi ketergantungan pada produk mentah.

Namun, di balik semua rencana tersebut, tersimpan pertanyaan penting: mampukah proyek ini benar-benar merangkul kesejahteraan masyarakat tanpa merusak keragaman alam dan keseimbangan sosial di Sulawesi? SPOB bukan hanya sekadar angka dan hektare lahan, tapi juga masa depan masyarakat Sulawesi.

Apabila berhasil, proyek Sulawesi Palm Oil Belt dapat mencatatkan babak baru dalam sejarah perkebunan Indonesia dan mengangkat kesejahteraan masyarakat sekitar. Namun, jika gagal, tantangan besar dan harapan masyarakat yang telah digantungkan padanya akan terancam.(**)

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles