Jumat, April 26, 2024

Konsultasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat di SMAN 28 Bone

KATADIA,WATAMPONE || Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di Sekolah adalah seperangkat perilaku yang dilakukan oleh siswa, guru, dan warga sekolah atas dasar kesadaran sebagai hasil belajar, sehingga dapat secara mandiri mencegah penyakit, meningkatkan kesehatan, dan berperan serta berperan aktif dalam menciptakan lingkungan yang sehat.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) mempengaruhi derajat kesehatan individu, sehingga penting untuk diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 pasal 79 tentang Kesehatan ditegaskan bahwa “Kesehatan Sekolah diselenggarakan untuk meningkatkan kemampuan peserta didik untuk hidup sehat dalam lingkungan yang sehat agar peserta didik dapat belajar, tumbuh dan berkembang secara serasi dan setinggi-tingginya. sehingga diharapkan menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.

Beberapa indikator PHBS di sekolah antara lain mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun, mengkonsumsi jajanan sehat di kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat, berolahraga secara teratur dan terukur, memberantas jentik nyamuk, tidak merokok di sekolah, menimbang dan menimbang berat badan. ukur ketinggian setiap bulan, dan buang sampah pada tempatnya.

Anak merupakan generasi penerus bangsa yang kesehatannya penting untuk diperhatikan dan juga termasuk dalam kelas rentan dengan berbagai masalah kesehatan dan sangat bergantung pada orang tuanya.

Anak memiliki potensi untuk dipengaruhi dan dimotivasi agar membiasakan perilaku hidup bersih dan sehat sejak dini. Perilaku orang dewasa tidak mudah untuk diubah, tetapi perilaku anak-anak sangat mungkin untuk diubah dengan memberikan pengetahuan dan contoh.

Dampak dari kurangnya penerapan PHBS di lingkungan sekolah berdasarkan hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa yang tidak mencuci tangan dengan air mengalir dan menggunakan sabun sebelum dan sesudah makan, malas dan terbiasa, sehingga mudah terserang penyakit seperti diare, cacingan dan gangguan pencernaan.

Kegiatan tersebut mengambil tema “Menjadi Pemuda Milenial yang Ideal, Cerdas, dan Berkarakter, The Next Nation”.

Dalam pelaksanaan yang melibatkan seluruh siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 28 Bone yang dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 20 Juli 2022 di Aula Sekolah Menengah Atas Negeri 28 Bone ini melibatkan petugas PROMKES dengan petugas UKS di UPT PKM Lonrong dengan mengundang Open Organisasi Forum Aspirasi Mahasiswa (FAST).

Kepala Sekolah Menengah Atas Neg.28 Bone menyampaikan bahwa kegiatan Penyuluhan PHBS sangat bermanfaat untuk memberikan pengetahuan tentang PHBS kepada siswa agar siswa selalu memiliki PHBS baik di sekolah maupun dimanapun mereka berada.

Dengan kegiatan tersebut diharapkan dapat mewujudkan sekolah yang bersih dan sehat, sehingga siswa, guru dan masyarakat lingkungan sekolah terhindar dari berbagai gangguan dan ancaman penyakit, meningkatkan semangat proses belajar mengajar yang berdampak pada peserta didik peserta didik, khususnya masalah yang menjadi perhatian remaja.

Sekolah adalah konsumsi jajanan yang tidak sehat dan kebiasaan merokok. Diberikan penyuluhan tentang bahaya rokok sehingga diharapkan bagi yang belum merokok dapat dicegah sedini mungkin terhadap dampak negatif yang dapat terjadi, dimana remaja merupakan calon pemimpin generasi penerus bangsa yang ideal dan cerdas atau aset negara yang perlu dilindungi.

Latihan massal penting dilakukan agar siswa dapat mengingat materi yang diberikan dengan lebih baik. Kegiatan praktek massal memerlukan fasilitas (alat dan bahan) seperti sikat gigi, pasta gigi, tempat penampungan air, sabun tangan, tempat sampah dan perlengkapan lainnya. Pendekatan lain adalah pemeriksaan mikroskopis cacing pada semua siswa sekolah dasar. Pemeriksaan kecacingan dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya infeksi kecacingan pada siswa akibat perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) yang kurang.

Kecacingan dapat menyebabkan penurunan kondisi kesehatan, gizi, kecerdasan dan produktivitas, kecacingan pada anak-anak menyebabkan kekurangan gizi permanen, yang di kemudian hari akan menimbulkan efek jangka pendek sesuai usia (stunting), kurangnya penyerapan zat gizi, anemia, dan gangguan tumbuh kembang. Pada anak-anak.

 

Laporan : A. Syafri Azis

Sumber: Ns.Hj.Sakinah Rahman, S.Kep dan Faridah Tahir

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles