Jumat, Mei 3, 2024

Sofyan Murid SD di Benteng Selayar Terpaksa Jadi Pemulung Cilik Ongkosi Sekolahnya

KATADIA,SELAYAR. || Anak keluarga miskin di Kota Benteng Selayar ini Sofyan (10) tidak mau menyerah dengan deraan kemiskinan struktural yang dijalani orang tuanya.

Karena bertekad untuk keluar dari lingkaran kemiskinan itu, maka dia bekerja keras dan terpaksa jadi pemung cilik agar dapat mengongkosi pendidikan formal di sekolah dasar.

Mengingat ekonomi orang tuanya yang jauh dari cukup maka dia memilih untuk jadi pemulung untuk tambahan biaya sekolah karena tidak ingin membebani jedua orangtuanya.

Saat ini Sopyan adalah murid kelas IV SDN Benteng Timur Kepulauan Selayar. Dia lahir di Bitombang 3 Maret 2013. Ayahnya Bernama Abdullah, sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak sedang ibunya buruh cuci.

Penghasilannya hanya cukup untuk biaya hidup sehari hari. Apa lagi Sopyan memiliki 3 adik dan 3 kakak yang tinggal serumah dengannya.

Rumah pemulung cilik ini terletak di Lorong Bambu, Jl. AP.Pettrani Benteng, rumah itu merupakan warisan dari kakeknya.

Ketiga kakaknya putus sekolah karena keterbatasan biaya namun Sopyan berprinsip bahwa sekolah itu mahal tapi yang paling mahal adalah kemauan.

Ibunya selalu mengatakan bahwa setiap anak membawa rezekinya masing masing.

Kepada media Ahad, 3 Juli 2022, Sopyan mengatakan tidak perlu uang jajan asal ada buku dan seragam sudah bisa sekolah. Dia tidak minder dengan keterbatan ekonomi keluarga.

Malah dia justru disenangi teman temannya karena kesederhanaannya itu. Tak jarang Sopyan membawa bekal berupa pisang goreng dan saat makan ia memanggil semua temannya.

Ketika waktu sekolah Sopyan biasanya memulung sepulang sekolah, sekitar jam 13.00 WITA siang sampai jam 18.00 WITA. Saat malam hari dia kembali mengunjungi warung warung di Kota Benteng untuk mencari meminta plastik air gelas bekas sekalian membersihkan juga.

Kadang kadang Sopyan juga perge ke laut di dekat rumahnya untuk memancing ikan bersama teman temannya.

Saat air laut surut dia biasa membawa salah satu adiknya untuk mencari kerang-kerang di pantai. Hasilnya akan di masak dan di jadikan lauk saat makan.

Sopyan tidak menjual hasil memulungnya setiap hari, tetapi dia kumpulkan lalu di jual di hari Ahad.

Dia akan mengangkut hasil memulungnya menggunakan becak ayahnya ke bank sampah. Kadang dia sampai 4 kali pulang pergi untuk mengangkut semuanya. plastik bekas itu dihargai Rp. 3000/kg.

Dalam sepekan Sopyan bisa mendapatkan Rp 50.000 – Rp 80.000. Uangnya dia simpan untuk keperluan fotocopy atau print tugas sekolah. Ia juga tengah menabung untuk membeli Hp.

Meskipun dengan berbagai keterbatasan ekonomi sopyan tetap semangat bersekolah karena ia berharap dapat mengangkat derajat orangtuanya di suatu saat nanti.*

 

 

 

 

Laporan Ikhwan Aulia
Mahasiswa ilmu komunikasi
Universitas Muhammadiyah Makassar

Related Articles

TINGGALKAN KOMENTAR

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0FansSuka
3,912PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan
- Advertisement -

Latest Articles