KATADIA BONE || Debat pertama Pilkada Bone 2024 yang digelar pada 30 Oktober lalu di salah satu hotel di Kabupaten Bone, memunculkan perdebatan sengit terkait program dan visi misi para pasangan calon Bupati dan Wakil Bupati Bone, periode 2024-2029.
Salah satu poin yang paling kontroversial adalah program unggulan pasangan calon nomor urut 2, Tegak Lurus, yang menjanjikan bantuan sebesar 7 juta rupiah per Kepala Keluarga (KK).
Andi Akmal Pasluddin, calon Wakil Bupati dari pasangan calon nomor urut 3, BerAmal, mempertanyakan sumber dana untuk program tersebut.
Mengingat kondisi Kabupaten Bone yang mengalami defisit, Andi Akmal mempertanyakan bagaimana pasangan Tegak Lurus akan mengumpulkan dana ratusan miliar yang dibutuhkan untuk merealisasikan program tersebut.
“Program tujuh juta per KK yang mengherankan kami karena Bone ini defisit. Butuh ratusan miliar, kira-kira dananya ini nanti darimana?”, tanya Andi Akmal.
Menjawab pertanyaan tersebut, Andi Islamuddin, calon Bupati dari pasangan Tegak Lurus, menyatakan bahwa program tersebut akan dibiayai dari hasil pembayaran pajak para pelaku usaha, khususnya Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang ada di Kabupaten Bone.
“Dua langkah saja kita keluar dari rumah, kita sudah melihat potensi yang bisa digali. Hampir seluruh Kabupaten Bone ini, di seluruh jalan ini, pasti banyak orang yang jual di pinggir jalan,” jawab Andi Islamuddin.
Namun, jawaban tersebut langsung ditanggapi Andi Akmal dengan pernyataan bahwa pemimpin yang baik seharusnya berkorban untuk rakyatnya dan berupaya untuk mensejahterakan rakyat, bukan malah menjadikan rakyat sebagai sumber pendapatan.
“Kalau kita dengar jawaban 02 berarti rakyat mau dipajakin, warkop mau dipajakin, warung-warung mau dipajakin. Kita memang mau meningkatkan PAD tapi berbasis kemampuan masyarakat dan pemerintah harus memfasilitasi rakyat kita agar ekonomi berkembang baru ada namanya pajak,” terang Andi Akmal.
Selain perdebatan terkait program 7 juta per KK, debat pertama Pilkada Bone juga diwarnai dengan protes dari Andi Akmal terhadap KPUD Bone.
Andi Akmal menganggap KPUD Bone tidak tegas dan tidak profesional karena membiarkan pendukung pasangan calon lain berteriak-teriak saat pasangan BerAmal sedang berbicara.
Hal ini menunjukkan bahwa debat pertama Pilkada Bone bukan hanya ajang adu program dan visi misi, tetapi juga ajang adu argumen dan strategi politik antarpasangan calon.
Perdebatan sengit ini tentu saja menarik perhatian masyarakat Bone. Publik diharapkan dapat mencermati dengan seksama program dan visi misi dari setiap pasangan calon, serta menilai kredibilitas dan kemampuan mereka dalam memimpin Kabupaten Bone ke depannya.